JAKART –

Kementerian Perumahan dan Penyelesaian (PKP) mempersiapkan 1000 unit perumahan bersubsidi khusus untuk jurnalis. Program ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung orang -orang rendah (MBR), termasuk jurnalisme, untuk memiliki rumah yang masuk akal.

Menteri PKP, Maruarar Sirat, menunjukkan bahwa kebijakan ini sejalan dengan arah Prabowo Subiano untuk mendapatkan program perumahan pro-orang. Tetapi beberapa faktor yang perlu dipenuhi untuk mengakses program ini.

Ada dua kondisi utama. Pertama, pemohon harus warga negara Indonesia dan belum memiliki rumah. Kedua, pendapatan tidak boleh melebihi maksimum maksimum untuk RP. 8 juta per bulan untuk publik.

“Tetapi khususnya Jabodetabek yang kami kumpulkan menjadi 13 juta RP untuk mereka yang sudah menikah dan 12 juta RP untuk single,” katanya selama tanda tangan Dewan Subsidi untuk wartawan dengan pusat agen statistik, BTN Bank, Tapera dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di PKPTA.

“Wartawan harus memverifikasi Dewan Pers dan PWI (Asosiasi Jurnalis Indonesia,” lanjutnya.

Dia juga mengatakan bahwa program pinjaman pinjaman hipotek dengan suku bunga tetap 5% dengan uang muka (DP) hanya 1%.

“Harga perubahan perumahan per wilayah.

Luas lahan minimum ditetapkan pada 60 meter persegi dan maksimum 200 meter persegi. Meskipun area konstruksi setidaknya 21 meter persegi.

Marruar menekankan bahwa tidak mudah untuk mendapatkan rumah mereka sendiri, tanpa mengendalikan atau mengendalikan pers. Dia masih meminta kawanan jurnalis untuk menjadi kritis.

“Meskipun kami mendapatkan jurnalis hibah, kebenaran masih harus dikatakan. Kami bukan anti -kritik tetapi kami menyerahkan laporan dengan benar dan objektif,” kata Menteri PKP.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Menkomdigi) Meutya Hafid menyambut inisiatif ini karena jurnalis adalah salah satu profesi yang menerima keuntungan dari program subsidi.

“Terima kasih atas perhatian Menteri Marruar,” katanya.

Meutya mengatakan beberapa tahun yang lalu bahwa dia adalah program pemilik rumah untuk jurnalis. Tetapi yang terbaik adalah memulai program ini di Kementerian PKP.

“Program ini tidak diragukan lagi merupakan defisit besar. Menteri mengatakan kepada masyarakat.

Meutya menekankan bahwa jurnalis adalah dampak besar pada negara karena ada jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Selain itu, jurnalis di negara ini melakukan banyak peran strategis lainnya.

Program kepemilikan perumahan yang disubsidi sangat mungkin bagi jurnalis, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Karena dicatat di beberapa daerah, banyak jurnalis belum kaya.

“Ini juga perhatian kami. Banyak jurnalis tidak dapat memiliki rumah sendiri. Lihat video” Menteri Pendidikan Video: 483.816 Guru di Ri No House “(AFR/FAY)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *