Jakarta –
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengunjungi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Chief Executive Officer Krakatau Steel, Purwono Widodo dan manajemen Krakatau Steel Group.
Pria yang akrab disapa Zulhas ini menginspirasi Krakatau Steel untuk tetap menjadi yang terdepan dalam industri baja tanah air dan terus berinovasi dan melakukan modernisasi.
Krakatau Steel merupakan pabrik strategis pertama yang dibangun pemerintah Indonesia sehingga harus dikelola secara terampil dan beradaptasi dengan pembangunan, jelas Zulhas dalam keterangannya, Kamis.
Zulhas menjelaskan, Krakatau Steel, perusahaan milik negara yang strategis, telah berperan dalam penyediaan baja ke berbagai sektor, antara lain konstruksi, energi, pertahanan, infrastruktur transportasi (koneksi) dan lain-lain.
Hal ini didukung oleh sejumlah peralatan yang dimiliki perseroan, antara lain Hot Strip Mill #1 untuk bahan baku pressure vessel dan steam boiler, alat berat, galangan kapal, industri pertahanan, dan industri hilir lainnya. Mesin cold rolling untuk baja ringan dan konstruksi otomotif; Pabrik pipa baja tiang pancang serta pipa dan saluran minyak/gas bumi; Serta proyek konstruksi untuk memproduksi menara, jembatan, rumah, bagian logam.
“Krakatau Steel mempunyai sejarah panjang dalam membangun industri nasional dan industri strategis, harus mampu mengembangkan kemampuannya agar stabil dan berdaya saing. Kami mendukung Krakatau Steel untuk terus berpartisipasi dalam industri baja nasional dan menghentikan usahanya. Dukungan saya upaya reformasi yang dilakukan adalah dengan melindungi industri lokal, antara lain “Termasuk upaya pengelolaan baja non-SNI untuk meningkatkan penggunaan produk baja dalam negeri.”
Di sisi lain, Wakil Ketua DPR RI Yandri Susanto mengatakan Krakatau Steel, sebagai industri strategis, harus mampu menjadi perusahaan kompetitif yang siap menghadapi segala perubahan untuk menghadirkan kontennya guna memenuhi permintaan baja sektor domestik dan ekspor. Negara.
“Krakatau Steel merupakan industri strategis kebanggaan Indonesia. Krakatau Steel harus tetap menjadi bagian dari industri baja bangsa, dan kami akan terus mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan Krakatau Steel,” tambah Yandri.
CEO Krakatau Steel Purwono Widodo kemudian mengucapkan terima kasih kepada Menteri Perdagangan dan Tenaga Kerja serta Wakil Presiden Kongres Rakyat Indonesia atas dukungannya yang tiada henti terhadap Krakatau Steel.
Dikatakannya, hingga saat ini pihaknya terus berupaya memberikan kontribusi terhadap pembangunan negara dan berperan dalam membangun kemandirian industri baja nasional yang merupakan visi emas Indonesia 2045.
Di sisi lain, Krakatau Steel terus berupaya meningkatkan kinerjanya, termasuk usulan rencana restrukturisasi keuangan yang akan disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan akhir Juni nanti, kata Purwono 2024.
Dalam kunjungannya bapak Purwono melaporkan perkembangan perbaikan Hot Strip Mill #1 yang sudah mengalami permasalahan berat, beliau berupaya untuk mempercepat perbaikan HSM #1 pada tahun 2024.
“Manajemen berkeyakinan bahwa program operasional dan strategis Perseroan, termasuk usulan rencana restrukturisasi keuangan, dapat dilaksanakan sehingga Grup Krakatau Steel dapat terus melanjutkan kegiatan usahanya,” kata Purwono.
Mengakhiri pernyataannya, Pak. Purwono mengatakan, dukungan Kementerian Perdagangan dan Wakil Ketua MPR RI sangat berarti bagi Krakatau Steel dan industri baja nasional dalam pembangunan bangsa dan proses perkembangan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. (ada/fdl)