Badung –
Patung GWK mengalami lima kali perubahan desain sebelum diresmikan pada tahun 2018. Alasan utama perubahan desain patung adalah keamanan. Patung GWK merupakan salah satu patung tertinggi di dunia dengan tinggi 122 meter dan lebar 66 meter. Sejarah pembangunan patung GWK tidak hanya mengesankan dari ukurannya saja. Patung GWK dibuat oleh seniman Bali bernama I Nyoman Nuarta. Pembangunan patung GWK tahun 1989 di Jopi Avenue. Pada tahun 1993, Presiden Soeharto menyetujui pembangunan proyek ini. Namun karena krisis keuangan tahun 1998, pembangunannya tertunda. Pembangunan terhenti selama 16 tahun.
Pada tahun 2012, pembangunan patung GWK dilanjutkan. Setelah hampir tiga dekade dibangun, pada tanggal 22 September 2018, Presiden RI Joko Widodo meresmikan patung GWK dalam rangka HUT RI ke-73. Selama proses pembangunannya, desain patung tertinggi keempat di dunia ini diubah dan disesuaikan sebanyak lima kali. Perubahan tersebut antara lain perubahan pada kepala, sayap, ekor, singgasana, dan bentuk Garuda. Pada desain kedua hingga keempat, terjadi perubahan signifikan pada bagian sayap dan singgasana patung GWK. Bentuk sayap patung GWK berbeda-beda pada setiap desainnya dengan menariknya sedikit ke belakang. Terakhir, pada desain kelima yang merupakan desain akhir, dibuat celah pada sayap patung sebagai tempat lewatnya angin. Hal ini sesuai dengan hasil uji terowongan angin yang dilakukan pada masing-masing desain patung GWK.
Direktur Operasional GWK Stefanus Yonatan Astayasa mengatakan, alasan perubahan desain patung GWK adalah untuk menjamin kestabilan struktur pondasi tanpa mengurangi nilai estetika. “Patung yang banyak kesulitannya, seperti patung GWK, harus melewati beberapa tes, seperti tes angin. Agar tidak ada kendala angin saat berdiri. Jadi setiap desain ada perubahan menyesuaikan. angin. Ujian, jadi desain kelima ini untuk keamanan dan estetika tertinggi,” kata Stefanus. Saksikan “Hidden Gem Bali: Kopi Menenangkan di Bebatuan Karang Boma” (fem/fem)