Ibukota Jakarta –
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan “bedak talk”, yang biasa ditemukan dalam bedak tabur, mungkin bersifat karsinogenik atau karsinogenik. Klaim ini didasarkan pada bukti terbatas yang dianalisis pada manusia dan hewan.
Beberapa penelitian secara konsisten menunjukkan peningkatan kasus kanker ovarium pada wanita yang menggunakan bedak talk di area kemaluan atau genital. Namun penyebabnya masih belum jelas.
“Peranan penyebab dari talk belum sepenuhnya dipahami,” demikian temuan lembaga tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Oncology.
Menurut IARC, kontaminasi talk dengan asbes masih menjadi masalah dan dapat membuat pekerja dan masyarakat terpapar asbes, misalnya melalui produk talk yang digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti riasan dan bedak tubuh.
Pihak berwenang menekankan bahwa terdapat bukti bahwa asbes menyebabkan mesothelioma dan kanker paru-paru, laring, dan ovarium pada manusia.
“Kebanyakan orang terpapar talk dalam bentuk bedak bayi atau kosmetik,” kata IARC yang berbasis di Lyon.
Sementara itu, dalam penelitian atau pengujian pada hewan pada tikus, bedak talk meningkatkan kejadian tumor ganas pada wanita atau medula adrenal dan paru-paru, serta hubungan antara tumor jinak dan keganasan pada pria, khususnya medula adrenal.
“Setelah melakukan tinjauan menyeluruh terhadap literatur ilmiah yang tersedia, kelompok kerja yang terdiri dari 29 ahli internasional mengklasifikasikan bedak talk sebagai kemungkinan karsinogenik bagi manusia berdasarkan kombinasi bukti terbatas bahwa kanker manusia seperti kanker ovarium dan bukti yang cukup menunjukkan bahwa bedak talk dapat menyebabkan kanker. kanker pada tikus. ” dan “bukti mekanistik yang kuat menunjukkan bahwa talk memiliki sifat karsinogenik pada sel manusia,” jelas laporan IARC, Jumat (5 Mei 2024).
Talk merupakan mineral alami yang ditemukan di banyak tempat. Paparan talk juga terjadi selama aktivitas kerja, misalnya pada saat pengolahan talk di pertambangan dan pabrik atau pada saat pembuatan produk yang mengandung talk.
Selain riasan, paparan juga dapat terjadi melalui makanan, obat-obatan, dan produk konsumen lainnya, meskipun catatannya masih terbatas.
Dikutip dari Kedokteran
Ia mengatakan badan tersebut hanya menjawab pertanyaan apakah zat tersebut bersifat karsinogenik dalam kondisi tertentu yang ditetapkan oleh IARC.
“Karena penelitian ini bersifat observasional dan tidak dapat membuktikan sebab akibat, tidak ada bukti jelas bahwa penggunaan bedak talk meningkatkan risiko kanker,” tambahnya. (tidak/kna)