Bali –
Produktifitas sawah di Indonesia dikatakan belum meningkat secara signifikan. Hal ini dijelaskan oleh Bank Dunia, yang menyatakan bahwa produksi beras di negara ini mengalami pertumbuhan terendah dalam 15-20 tahun terakhir.
Animesh Srivastava, ekonom di Praktik Global Pertanian dan Pangan Asia Timur dan Pasifik Bank Dunia, mengatakan petani padi di Indonesia adalah tulang punggung ketahanan pangan negara. Hal itu terungkap Jumat (20/9) lalu saat ditemui di International Rice Conference (IIRC), Nusa Dua Resort, Bali, Indonesia.
“Itu (penanaman padi) menjadi tumpuan ketahanan pangan negara ini. Namun, tingkat produksi padi di Indonesia hanya berada di paruh atas dan itu cukup besar. Namun, dalam 15-20 tahun terakhir, pertumbuhan produksi tidak meningkat. sepertinya sudah mencapai level yang kuat,” kata Senin (23/09/2024).
Oleh karena itu, banyak rekomendasi dari Bank Dunia untuk meningkatkan produksi beras di Indonesia. Yang terpenting pertama adalah kualitas benih, dan yang kedua adalah kesesuaian tanah untuk area tersebut.
“Benih berkualitas, harga makro benih bagus, dan lain-lain. Kemudian pupuk berkualitas, diberikan dalam jumlah yang tepat. Bukan hanya pupuk, tapi kadang ada yang memberi NPK, tapi kebutuhannya mungkin berbeda-beda. Jadi kita harus punya yang bagus, bukan sekedar pengelolaan pangan,” jelasnya.
Selain itu, petani harus diberikan edukasi mengenai pengendalian hama untuk mempertahankan produksi. Kemudian memaksimalkan penggunaan irigasi untuk lahan sawah.
Kemudian diharapkan hasil yang maksimal bisa diraih setelah panen, sehingga kualitas beras yang dihasilkan penggilingan tidak menurun.
“Kemudian mereka membantu petani memperbaiki harga. Jadi banyak hal yang bisa dilakukan,” jelasnya. (apa saja/bunuh)