Jakarta –

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia tidak kalah dengan perusahaan besar dalam melakukan bisnis internasional.

Data menunjukkan UMKM Indonesia sangat aktif melakukan transaksi barang dan jasa internasional, mencerminkan jangkauan globalnya. Data Mekari, perusahaan SaaS software-as-a-service yang memfasilitasi transaksi internasional oleh dunia usaha, menunjukkan lebih dari separuh transaksi valas internasional dilakukan oleh UMKM dibandingkan perusahaan besar.

Chief Business Officer Macari Jansen Jumino mengatakan dengan semakin berkembangnya globalisasi bisnis, perusahaan-perusahaan Indonesia semakin terhubung dengan mitra internasional untuk menyediakan tidak hanya barang tetapi juga jasa.

“Sebagai industri yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia, UMKM Indonesia semakin terhubung dengan jaringan bisnis global. Kehadiran teknologi semakin memudahkan untuk berkolaborasi dengan mitra internasional yang berperan sebagai pemasok dan pembeli,” ujarnya dalam siaran pers. , Jumat (6/12/2024).

Berdasarkan data Mekari mengenai transaksi internasional UMKM di Indonesia, ia mengatakan, “Teknologi finansial yang memudahkan transaksi valuta asing di seluruh dunia merupakan teknologi yang sangat efektif.”

Secara volume, hingga 60% transaksi valuta asing ditangani oleh UMKM dibandingkan perusahaan besar, ujarnya. UKM yang aktif melakukan transaksi dalam mata uang asing seringkali melakukan ekspansi atau ekspansi ke pasar internasional.

Perlu diingat, UMKM yang bertransaksi dengan mata uang asing tidak hanya bergerak di bidang ekspor dan impor barang tetapi juga menyediakan jasa, banyak pekerjaan atau proyek yang kini dapat dilakukan secara jarak jauh atau virtual, ujarnya.

Rata-rata UMKM melakukan transaksi valas sebanyak 8 kali dalam sebulan dan 3 jenis transaksi yang paling sering dilakukan adalah pinjaman usaha, bank, dan pengeluaran usaha. “Transaksi devisa UMKM kebanyakan melibatkan pembayaran ke supplier atau vendor, mulai dari bahan baku hingga produk jadi, di luar negeri. Kalau perbankan, ada UMKM yang menggunakan fasilitas kredit bank di luar negeri untuk modalnya,” ujarnya.

Dari sisi volume, mata uang dolar AS USD masih mendominasi, karena hingga 71% transaksi valuta asing yang dilakukan UMKM menggunakan dolar AS. Berikutnya adalah Yuan Renminbi CNY Tiongkok dan Euro EUR. Dominasi USD sejalan dengan negara tujuan transaksi valas yaitu Amerika Serikat. Hal ini mencerminkan Amerika Serikat masih menjadi pasar dan mitra dagang yang penting bagi Indonesia, lanjutnya.

Berdasarkan data, pada triwulan I, khususnya bulan Januari, volume transaksi valuta asing yang dilakukan UMKM meningkat tajam, meski pada triwulan berikutnya cenderung mendatar. Naik turunnya volume transaksi valuta asing mencerminkan siklus bisnis UMKM, dimana tahun dimulai ketika mereka melakukan pembayaran perolehan barang atau jasa dari pemasok atau vendor secara tahunan, ujarnya.

Menurut Jansen, UMKM Indonesia sebaiknya memanfaatkan teknologi pembayaran yang terhubung dengan layanan perbankan luar negeri untuk membantu mereka melakukan transaksi valuta asing dengan cepat, mudah dan aman. Solusi keuangan Macari Journal menawarkan berbagai fitur multi-mata uang yang memfasilitasi transaksi menggunakan mata uang asing mulai dari USD hingga Yuan. Selain konversi mata uang, solusi dari mitra teknologinya, termasuk Macari dan Niam, memudahkan pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan mata uang asing di rekening bank perusahaan.

“Solusi pembayaran global dengan infrastruktur yang efisien dan aman memudahkan transaksi luar negeri sehingga arus barang, jasa, dan keuangan dapat lancar. Dengan cara ini, perusahaan dapat menjaga stabilitas operasional dan produktivitas,” tutupnya. (membunuh/membunuh)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *