Jakarta –
Kanker kolorektal atau usus besar telah lama dikaitkan dengan penyakit pada lansia, terutama yang berusia di atas 65 tahun. Namun sejak tahun 1990an angka kejadian atau kejadian kasus terus meningkat pada orang dewasa di bawah usia 50 tahun.
Ahli gastroenterologi di Tufts University, Joel Mason, mengungkapkan bahwa pendarahan dubur saat buang air besar, serta anemia defisiensi besi, merupakan gejala umum kanker usus besar di usia muda.
“Saya tidak ingin meningkatkan tingkat kecemasan generasi muda, namun tren ini sangat mengkhawatirkan dan mungkin ada baiknya membuat generasi muda kita lebih sadar akan gejala-gejala yang harus diwaspadai,” katanya. Dan. mengatakan dari NY Post.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Network Open juga melaporkan bahwa 29 persen orang di Amerika Serikat mengalami kekurangan zat besi absolut atau fungsional. Hampir 1 dari 3 orang Amerika mungkin mengalami kekurangan zat besi yang tidak terdiagnosis.
“Defisiensi zat besi absolut, yang terutama menyerang wanita, anak-anak, vegetarian, dan vegan, ditandai dengan berkurangnya atau tidak adanya simpanan zat besi,” menurut American Society of Hematology.
Pada defisiensi zat besi fungsional, terdapat simpanan zat besi yang cukup namun tubuh tidak dapat menggunakannya secara efektif. Kekurangan zat besi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga menyulitkan tubuh melawan penyakit.
Gejala kekurangan zat besi antara lain kelelahan, lemas, ekstremitas dingin, nyeri dada, kulit pucat, kehilangan nafsu makan, sesak napas, pusing, sakit kepala, dan mengidam benda-benda tidak bergizi seperti es krim, tanah, kertas, bahkan tanah liat.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah rendah karena tubuh kesulitan menyerap zat besi. Seseorang yang tidak mengonsumsi cukup makanan kaya zat besi mungkin akan kehilangan lebih banyak darah daripada yang bisa digantikan oleh tubuh.
Makanan kaya zat besi antara lain daging merah, unggas, ikan, bayam, kacang-kacangan, biji-bijian, dan telur.
“Anemia ditemukan pada 30 hingga 75 persen pasien kanker kolorektal,” menurut sebuah penelitian tahun 2023.
Di sisi lain, penelitian menemukan bahwa mengonsumsi terlalu banyak zat besi sepanjang hidup dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dan kanker kolorektal. Para peneliti menduga tumor tersebut menggunakan kelebihan zat besi untuk mendorong pertumbuhannya.
Kelebihan zat besi juga bisa menumpuk di hati dan menyebabkan keracunan. Oleh karena itu, keseimbangan yang cermat harus ditemukan antara kekurangan dan kelebihan zat besi.
“Bukti yang muncul menunjukkan bahwa berkurangnya asupan zat besi dan rendahnya kadar zat besi sistemik berhubungan dengan patogenesis kanker kolorektal, menunjukkan bahwa asupan zat besi yang optimal harus diseimbangkan secara hati-hati untuk menghindari kekurangan zat besi dan kelebihan zat besi,” tulis para ilmuwan dalam sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan di Frontiers dalam Imunologi. Tonton video “Uban padahal masih muda, bagaimana mungkin?” (suk/kna)