Jakarta –

Maskapai asal Korea Selatan, Jeju Air, mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu pagi (29/12/2024).

Pesawat Jeju Air diketahui membawa 181 orang, termasuk 175 penumpang dan enam awak.

Dua anggota awak diselamatkan dari reruntuhan dan dibawa ke rumah sakit. Pihak berwenang, dikutip Yonhap, mengatakan tiga orang lainnya belum ditemukan. Pencarian akan menghasilkan tiga korban lagi.

Profil Jeju Air

Berdasarkan laman resmi Jeju Air, maskapai ini didirikan pada Minggu (29/12) tahun 2005, dan hingga saat ini maskapai tersebut berkembang pesat dan menjadi maskapai penerbangan bertarif rendah nomor satu di Korea. Maskapai ini sekarang dipimpin oleh CEO Kim Yi-bae.

Jeju Air memiliki prinsip dan nilai kepercayaan yang menjadi landasan operasional perusahaan yaitu keselamatan, biaya rendah, kepercayaan, kerja sama tim dan tantangan.

Penerbangan Jeju Air beroperasi pada rute domestik, termasuk rute Gimpo-Jeju, rute udara yang paling banyak dilalui di dunia, dan rute internasional yang menghubungkan sekitar 50 kota di seluruh dunia.

Pada kuartal pertama tahun 2024, tenaga kerja Jeju Air akan mencapai sekitar 3.000 karyawan, dengan Bandara Internasional Gimpo, Bandara Internasional Incheon, dan Bandara Internasional Jeju di Korea sebagai hub utamanya.

Jeju Air memiliki 43 pesawat yang melayani 44 tujuan dan 62 rute dengan total 271,5 penerbangan per hari. Sedangkan Jeju Air akan melayani 12,3 juta penumpang pada tahun 2023.

Sementara berdasarkan data detikcom, Jeju Air juga membuka penerbangan komersial berjadwal rute Incheon-Batam-Incheon beberapa waktu lalu. Penerbangan pertama lepas landas pada Rabu malam (16/10) dari Bandara Internasional Incheon menuju Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

Penerbangan pertama Jeju Air menggunakan pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan 7C-5301 yang mendarat di Bandara Internasional Hang Nadim Batam pukul 02:20 WIB setelah lepas landas dari Bandara Internasional Incheon pukul 22:05 waktu setempat.

Selain itu, Jeju Air juga mengoperasikan penerbangan internasional Incheon-Bali-Incheon pada (27/10) dengan 178 penumpang langsung dari Korea Selatan. Maskapai ini menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8.

Pesawat Boeing 737-800 yang jatuh di Bandara Internasional Muan

Pesawat Boeing 737-800 merupakan varian dari 737NG atau generasi selanjutnya yang dibuat di USA. Pesawat jenis ini merupakan jenis pesawat yang paling banyak digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan.

Berdasarkan laman resmi Boeing, pesawat jenis dengan konfigurasi 2 kelas ini mampu menampung 178 orang. Namun kapasitas maksimalnya adalah 189. Seri Boeing 737NG saat ini memiliki tiga varian yakni 737-700, 737-800, dan 737-900.

Pesawat Boeing 737-800 ini memiliki panjang 39,5 meter, lebar sayap 35,8 meter, dan tinggi 12,5 meter. Mesin pada pesawat ini bertipe CFM-56 dengan jangkauan 3.500 nmi/6.480 km.

Boeing mengklaim jenis Boeing 737-800 ini menggunakan teknologi seperti head-up display (HUD), tampilan situasional vertikal, Sistem Pendaratan Sistem Satelit Navigasi Global, dan Required Navigation Performance (RNP). Sistem ini meningkatkan keselamatan dan pilot dapat terbang dengan jalur yang lebih stabil dan tepat. Jadi Boeing jenis ini memiliki jangkauan yang lebih luas dan lebih irit.

Pesawat Boeing 737-800 banyak digunakan oleh berbagai maskapai untuk penerbangan jarak pendek dan menengah. Pesawat ini juga sering digunakan oleh maskapai penerbangan bertarif rendah.

Tipe Boeing 737 juga banyak digunakan oleh maskapai penerbangan Indonesia, termasuk Garuda Indonesia yang mengoperasikan armada beragam antara lain Next-Generation 737-800, 777-300ER (ER for Extended Range, long-haul series), dan pesawat baru, 737MAX8.

Anak perusahaan Lion Air Group, Malindo Air, menerima pesanan pertama pesawat 737 MAX 8 pada Mei 2017. Pada Paris Air Show 2017, Lion Air Group mengumumkan komitmennya untuk memesan 50 pesawat 737 MAX 10, menjadi bagian dari kelompok pembeli pertama untuk pesawat ini. versi seri pesawat 737 MAX terbaru.

Saat ini Lion Air Group melalui induk perusahaan Lion Air dan anak perusahaannya yaitu Malindo Air, Batik Air dan Thai Lion mengoperasikan lebih dari 180 pesawat Boeing, termasuk pesawat generasi berikutnya 737-800, 737-900ER dan pesawat baru. , 737 MAX8 .

Sriwijaya Air, maskapai penerbangan terbesar ketiga di Indonesia, mengoperasikan seluruh armada pesawat 737 Classic dan Next-Generation 737. Perusahaan swasta ini mendapat pesanan dua pesawat baru 737-900ER pada Agustus 2015. (dingin/dingin)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *