Jakarta –

Bisnis penjualan mobil mini 4WD khususnya merek Tamiya di Indonesia tidak akan pernah ada matinya. Pasalnya hingga saat ini masih banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang membeli mainan ini, baik untuk koleksi pribadi maupun untuk mengikuti kompetisi.

Kondisi tersebut terlihat dari banyaknya toko online yang menjual Tamiya beserta suku cadangnya di berbagai layanan e-commerce Tanah Air. Namun sepertinya untuk mendapatkan keuntungan lebih, ada baiknya dealer mobil mini 4WD juga membuka toko offline.

Salah satu dealer Tamiya di kawasan Blok M Square, Adit mengatakan, dealer mainan 4WD bisa menciptakan komunitas pecinta Tamiya dengan memiliki toko offline sendiri.

Menurutnya, hal ini penting karena pangsa pasar mainan tersebut cukup terbatas. Agar komunitas ini tetap eksis sebagai sumber pendapatan utama toko, terutama untuk keberlanjutan jangka panjang.

Selain itu, dengan berjualan offline, diler juga bisa memberikan fasilitas berupa arena pacuan kuda Tamiya. Landasan pacu inilah yang menjadi daya tarik pelanggan untuk berkunjung dan berbelanja.

“Karena kita mau jadi komunitas, kita punya komunitasnya sendiri. Kalau online ya beli saja. Kita beli di sini (offline), baru main. Ada lintasannya (untuk balap) ada juga. fasilitas lintasan,” jelas Adit. saat ditemui detikcom di kawasan Blok M Square, Rabu (12/11/2024).

Adit juga mengatakan dengan adanya toko offline ini mereka bisa membuka jasa rakit atau jasa Tamiya yang akan mendatangkan keuntungan lebih. Pasalnya model Tamiya yang lebih populer atau dijual di pasaran saat ini adalah model rakitan sendiri atau modifikasi.

Dikatakannya model mobil 4WD yang dimodifikasi atau dirakit dari awal sering digunakan untuk kompetisi atau kejuaraan balap Tamiya, ada dua kelas balap Tamiya yang dimodifikasi di Indonesia yaitu (IDC) Indonesia Damper Class dan STO (Tamiya Original standar).

“Yang lebih laku sekarang itu yang IDC, sebaliknya yang STO. Yang beli boks standar jarang, paling tidak kadang-kadang,” kata Adit.

Untuk proses modifikasi atau perakitan Tamiya, pelanggan harus mengunjungi tokonya langsung. Sehingga mereka bisa bertanya-tanya dan mencari suku cadang yang tepat untuk mobil mini 4WD miliknya. Kemudian melalui balapan Tamiya, pelanggan bisa langsung menguji hasil rakitan atau modifikasinya.

Selain itu, dengan hadirnya toko offline ini, penjual dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat menarik minat pelanggan. Misalnya, toko Adit mengadakan ‘Rás Ceng’ pada hari Kamis dan Sabtu.

“Biasanya kami melakukan ‘Ceng Race’, hari Kamis dan Sabtu. Biasanya banyak yang datang. Ada yang datang main, ada yang beli di toko lalu langsung coba main. Malah kadang ada adalah orang-orang yang bahkan tidak mengajak Tamiya lewat.” jelas Adit.

Membuka toko offline pun, Adit mengaku toko yang dikelolanya membutuhkan modal lebih, seperti biaya sewa gudang dan lain sebagainya. Selain itu, karena toko tersebut berlokasi di pusat perbelanjaan, maka arena pacuan kuda yang dipasang juga membayar sewa tempat tersebut.

“Lebih bermanfaat (menguntungkan) buka toko (offline) online ya buat Tamiya. Tapi kita juga jualan online. Jadi online shop juga ada,” kata Adit.

“(Kalau trek Tamiya) juga harus bayar sewa (aula), seperti sewa toko. Jadi, (biasanya sewa) dua kali (toko dan trek),” jelasnya.

Tonton juga videonya: Temui Komunitas Surabaya Street Mini 4WD yang hobi bermain Tamiya

(fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *