Jakarta –
Kinerja kegiatan dunia usaha diperkirakan meningkat pada triwulan I 2024 berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI). Hal ini tercermin dari total neraca (WBT) sebesar 14,11%, lebih tinggi dibandingkan WBT Q4 2023 sebesar 13,17%.
Erwin Haryono, Asisten Manajer Departemen Komunikasi BI, mengatakan kinerja seluruh sektor usaha (BU) tercatat positif, terutama pada LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang membaik. Perkembangan ini sejalan dengan panen awal dan faktor musiman pada tanaman pangan, hortikultura, tanaman pangan, dan peternakan.
“Bisnis Perusahaan Manufaktur LU seperti grosir eceran dan reparasi sepeda motor LU mencatatkan pertumbuhan positif seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada masa pemilu 2024 dan bulan Ramadhan,” ujarnya, seperti dikutip dari laman BI, Senin ( 22/4). /2024).
Pada triwulan I tahun 2024, kapasitas produksi yang terpakai sebesar 73,61%. Angka tersebut dikatakan masih kuat, meski lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 73,91%.
“Hal ini terutama didukung oleh LU Departemen Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Pusat Kerja LU. Pemanfaatan tenaga kerja dilaporkan kuat dan terus meningkat. khususnya pada bidang likuiditas dan profitabilitas, walaupun tidak terlalu tinggi. seperti kuartal sebelumnya, akses pinjamannya mudah,” ujarnya.
Dilanjutkannya, pada triwulan II tahun 2024, responden memperkirakan kegiatan dunia usaha masih akan tumbuh sebesar 18,94% SBT. Seluruh LU diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan positif, khususnya LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan seiring dengan peralihan musim panen dari triwulan I ke triwulan II, khususnya pada pasar pangan pangan di sejumlah sektor, khususnya pada wilayah penyimpanan pangan tanah air. , dan bagaimana hortikulturanya? dan menanam benih.
“Selanjutnya, LU Manufaktur, LU Ritel dan Bengkel Mobil, LU Transportasi dan Pergudangan, LU Akomodasi serta Penyediaan Makanan dan Minuman juga diproyeksikan akan tumbuh baik seiring dengan meningkatnya permintaan pada saat hari raya keagamaan nasional. Hari Raya Idul Fitri (HBKN) dan sejumlah strategi pemasaran dan promosi yang dilakukan responden,” ujarnya. (acd/rd)