Jakarta –
Pemeriksaan kesehatan jiwa di Indonesia masih rendah. Peneliti Health Collaborating Center (HCC) Dr. Ray Waghiu Basrovi, MKK, FRSPH, mengatakan tingkat akses pemeriksaan kesehatan mental di puskesmas sekitar 15 persen.
Tim HCC melakukan penyelidikan awal dengan menyebarkan kuesioner— di media sosial, menggunakan metode yang sama yang digunakan oleh orang Indonesia Kementerian Kesehatan yaitu kuesioner SRQ20 sederhana. Pengguna jejaring sosial dari segala usia atau kelompok dapat berpartisipasi.
Hasilnya, lebih dari enam ratus orang ikut ambil bagian, mulai dari ibu rumah tangga hingga pelajar. Tim menemukan bahwa 30 hingga 40 persen dari mereka yang disurvei mengindikasikan bahwa mereka berisiko menderita gangguan mental mulai dari kecemasan hingga depresi.
“Keterlibatan masyarakat Indonesia dengan media sosial sangat tinggi. Instagram merupakan salah satu media sosial dengan jumlah pengguna terbesar di Indonesia, sekitar 100 juta pada tahun 2023. Penelitian menunjukkan bahwa interaksi media sosial adalah alat yang ampuh untuk mempromosikan perilaku sehat dan pemeriksaan kesehatan mental,” jelas guru kedokteran sosial. FKUI.
Peserta terbanyak
Mereka yang ingin mengikuti pertunjukan tersebut ditentukan berusia 16 hingga 53 tahun. Tiga kelompok teratas yang termasuk dalam survei ini adalah: Ibu rumah tangga: 448 peserta, 65 persen Pekerjaan lain: 119, 17 persen Wiraswasta: 106, 15 persen
Kelompok ini tertarik mengikuti skrining kesehatan mental di media sosial dengan cara yang berbeda. HCC mengundang peserta untuk berbagi pengalaman dan menceritakan kisah inspiratif tentang pemeriksaan kesehatan mental dan praktiknya. Kedua, komunikasi dengan teman. Ketiga, pemicu atau tujuan interaksi berikut pembagian pertanyaan skrining kesehatan mental terkait permasalahan hidup dan pelepasan emosi.
Kesimpulan HCC bahwa beberapa pemangku kepentingan mungkin menggunakan taktik tersebut untuk meningkatkan tingkat pemeriksaan kesehatan mental masih rendah. Penggunaan media sosial telah terbukti meningkatkan kesadaran kesehatan mental di kalangan pengguna. Tonton video “Video: Pakar berbicara tentang keamanan psikologis, hindari terus-menerus mengkritik karyawan” (naf/suc)