Jakarta –
Melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar AS hingga ke level Rp 16.000 akan berdampak pada harga listrik. Hal serupa terjadi di pembangkit listrik Hardco Mangga Dua, Jakarta Utara.
Dealer perangkat komputer lokal bernama Luci mengatakan kenaikan harga tersebut akan terjadi mulai Oktober 2023, saat nilai tukar dolar AS terus menguat hingga Rp 16.000.
Namun, dia mengatakan harga produk elektronik tersebut akan kembali naik dalam waktu dekat. Pasalnya distributor tempat dia biasa membeli barang juga sudah mulai menaikkan harga jualnya.
“Banyak media yang memberi informasi kan? Programnya (penjualan berbagai jenis perangkat komputer) akan diubah (ditambah) karena dolarnya naik. Kalau saya lihat di internet, dolarnya sudah di atas Rp 16.000,” dia dikatakan. dia berkata. jika terkoneksi ke digitalcom saja, Senin (22/4/2024).
Misalnya saja, kata dia, untuk produk seperti flash disk tarifnya dinaikkan menjadi Rp 3.000 per unit. Namun menurutnya, kenaikan tertinggi terjadi pada produk seperti solid state drive (SSD) yang mencapai lebih dari Rp 150.000 per unit.
“Seperti halnya flash disk misalnya, biasanya harganya Rp 55.000 per unit, bisa naik dari Rp 3.000 menjadi Rp 58.000. Nah, kenaikannya tidak seberapa, pembelian dalam jumlah besar saja terasa lebih,” jelasnya.
Misalnya kita punya Adata 512 SSD, dulu saya jual Rp 350.000, sekarang modalnya lebih dari Rp 500.000. Untuk bisa untung Rp 10.000-20.000 sudah siap, tambah Luci.
Ada pula perangkat prosesor atau memori komputer merek lain yang rata-rata dibanderol hingga Rp 50.000 per unit. Semakin tinggi spesifikasi produk maka semakin besar pula ekspansi yang terjadi.
“V-Gen naik banyak, Rp 50.000 per unit. (Naik) bukan DR 10.000-20.000. Ada memori, SSD, RAM, banyak juga yang pakai merek itu,” ujarnya.
Selain itu, ada juga produk printer dari merek yang sama yang mengalami kenaikan harga. Meski pertumbuhan produk ini masih sangat kecil.
“Belum printer, tapi Epson naik. Kalau HP dan Canon rupanya belum, masih harga normal. Kalau Epson model L-3210 naik Rp 25.000 per unit,” tambah Luci.
Namun, pedagang di Hardco Mangga Dua bernama Indra mengatakan tidak semua produk elektronik mengalami kenaikan harga. Salah satunya adalah produk CCTV yang dijual.
“Enggak semuanya naik. Hanya beberapa produk lain. CCTV belum naik. Minggu kemarin saya baru beli barangnya, harganya masih sama,” ujarnya.
Menurut dia, keadaan tersebut terjadi karena penjualan barang elektronik tidak mempengaruhi nilai tukar dolar, meski produk yang dijual sama-sama impor. Namun berbeda dengan kartu memori penyimpan data CCTV yang dijualnya.
“Kalau CCTV tidak naik, kartu memori atau flash disk akan naik lagi. Terakhir saya beli Rp 48.000, sekarang Rp 60.000,” jelas Indra.
“Kalau memory card, flash disk, ada dolarnya. Lagi pula yang penting laptop baru, yang kedua tidak. Kalau seperti memori, RAM dan lain-lain yang kena. (dampak kenaikan dolar), tapi bukan ini (CCTV),” jelasnya. (fdl/fdl)