Jakarta –

Masih banyak orang yang menganggap nyeri pinggang bagian bawah merupakan gejala penyakit serius atau hernia nukleus pulposus (HNP). Nyeri pinggang ini umumnya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang.

Dokter spesialis ortopedi dan trauma, konsultan tulang belakang RS Eka BSD, dr Harmantya Mahadipta, SpOT(K) Spine, mengatakan masih terdapat kesalahpahaman mengenai nyeri pinggang di masyarakat.

“Paling banyak otot punggung, tendon. Setidaknya satu atau dua hari (nyeri) hilang. Kalau istirahat hilang (nyeri),” kata dr. Harmantya di Pondok Aren, Tangsel, Banten, Rabu. (11/12/2024).

“Masih banyak yang lain, keguguran, mutasi, infeksi, penyakit autoimun, kanker, dan masih banyak lagi,” lanjutnya.

Dr. Harmantya menambahkan, sebenarnya nyeri neuropatik memiliki gejala yang berbeda-beda tanpa munculnya nyeri di punggung bawah.

“Nyeri pinggang saja bukan saraf terjepit. Orang kadang bilang ‘oh saya sakit pinggang, saraf terjepit’, padahal itu tidak benar,” ujarnya.

“Saraf terjepit seharusnya disertai gejala seperti nyeri pada kaki, berdenyut-denyut, kaki lemas, jari-jari kaki lemas, pergelangan kaki lemah. Parahnya lagi, bisa menyebabkan gangguan feses dan kencing seperti tidak mampu menahan buang air kecil atau besar,” ujarnya. lanjutan.

Dr. Harrmantya menyarankan, jika gejala tersebut mulai muncul, sebaiknya mencari pertolongan medis profesional untuk tindakan lebih lanjut seperti operasi.

“Kalau tidak ada gejala berbahaya seperti yang saya katakan, kita harus mengobatinya dengan hati-hati, artinya tidak ada operasi,” kata dr. Harmonitya.

“Apa? Mungkin tidak akan berubah jadi pertimbangkan untuk dioperasi,” tutupnya. Tonton video “Ortopedi di ‘Kretek Bones’: Sangat Tidak Direkomendasikan” (dpy/top)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *