Jakarta –
Perum Bulog memastikan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berdampak pada harga beras dan jagung impor. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan kenaikan biaya akan segera terasa.
“Efeknya kalau dolar AS naik atau rupiah turun, langsung naik. Jadi ton (beras dan jagung) yang diimpor dikalikan harga dikalikan kurs. naik 10% dan kemudian total biaya yang diperlukan untuk impor naik 10%. Sifatnya langsung (meningkat),” kata Bayo di Universitas Bulog, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024). .
Bayo kemudian menjelaskan, kekuatan dampak pelemahan rupiah terhadap dolar bagi Bulog dapat dihitung dengan membandingkan biaya Perum Bulog dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan nilai dolar riil.
“Lihat perbedaan dolar riil dan diskon APBN, di mana biaya Bulog naik,” jelasnya.
Untuk itu, Bayo menjelaskan, pihaknya selalu merekomendasikan kebijakan stabilisasi pangan jangka panjang untuk mengelola risiko serupa. Sebab melalui rencana stabilisasi jangka panjang, risiko kenaikan harga dolar bisa dikurangi dengan kontrak pembelian jangka panjang.
“(Ketahanan pangan jangka panjang) Maksudnya bukan impor saja, tapi domestik juga, makanya kita harus punya kebijakan jangka panjang, bukan karena kita mau impor jangka panjang, tapi kita bisa merencanakan dan memprediksi risikonya. itu mungkin terjadi,” tegasnya.
Oleh karena itu, dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, Bayo mengatakan kebijakan impor sudah dialokasikan sepenuhnya. Oleh karena itu, dia menjelaskan, biaya impor beras dan jagung akan sebesar itu, artinya mereka membebankan bea beras ke APBN.
Pihak Laos juga berkonsultasi dengan Kementerian Keuangan (Kimia) dan bank-bank pemberi pembiayaan impor untuk melakukan perhitungan bersama guna menghadapi situasi nilai tukar.
“Bulog melakukan pressure test yang diupdate secara berkala untuk melihat pergerakan rupiah terhadap dollar. Kami terus melakukan simulasi hingga saat ini. Hal ini dapat saya sampaikan dalam kerjasama yang erat dengan Kementerian Keuangan dan Perbankan, kegiatan Bulog dengan. sahamnya juga bisa dipertahankan,” imbuhnya.
Di sisi lain, Pak Bayo menyampaikan, saat ini pihaknya masih bisa menjaga kredibilitas khususnya dengan pemasok untuk memastikan Bolog masih memiliki likuiditas yang cukup untuk membiayai kegiatan impor. (bunuh bunuh)