Jakarta –

Indonesia dan China sedang melakukan program pertukaran di bidang pengurangan emisi karbon (Exchange Program in Waste Heat Recovery). Salah satunya terkait industri semen.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Andy Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian. Acara ini juga disponsori oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin), United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Asosiasi Semen Indonesia.

Zhang Qiang, Wakil Direktur Jenderal Pusat Kerja Sama Ekonomi dan Teknologi Internasional Kementerian Perindustrian dan Teknologi Tiongkok, berharap kerja sama ini dapat terus menciptakan industri ramah lingkungan atau industri hijau.

“China dan Indonesia akan terus mendorong transisi ke industri rendah dan industri semen hijau, ke industri hijau di sektor pelabuhan. Bahkan, untuk mewujudkan hal tersebut, kita (China) telah membangun pembangkit listrik tenaga surya dan sebagainya. transfer energi. Global,” ujarnya, Selasa (30/7/2024).

Dijelaskannya, selama ini Tinkok juga telah menjalin kerja sama dengan Korea dan Jepang serta lembaga internasional lainnya seperti UNIDO, Bank Dunia untuk memperkuat ekosistem industri rendah karbon.

Dia berkata: Saat ini kami bekerja sama dengan Indonesia untuk mengurangi emisi karbon di industri semen.

Untuk itu, Zhang berharap pertukaran informasi dan potensi kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia dapat lebih ditingkatkan.

Pada saat yang sama, Liu Yang, pejabat Departemen Bahan Baru Tingkat Empat Kementerian Perindustrian dan Teknologi Departemen Bahan Baku Industri Tiongkok, mengatakan kapasitas terpasang industri semen Tiongkok saat ini telah mencapai 1,47 miliar. . Di tahun.

“Bahkan untuk klinker, kami bisa memproduksi 2.000 hingga 8.000 ton per hari,” ujarnya. (das/das)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *