Jakarta –
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan deflasi yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut saat ini bukanlah kali pertama. Indonesia mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut pada Juli, Agustus, dan September 2020.
“Jadi selama tiga bulan terakhir, volafile food tersebut menyumbang deflasi setiap bulannya. Ini sebenarnya terjadi lebih awal antara Juli dan September 2020, jadi ini bukan yang pertama kali,” kata Plt Direktur BPS Amalia. Adiningar Vidyasanth dalam jumpa pers, Kamis (1/8/2024).
Fluktuasi harga khususnya produk hortikultura merupakan salah satu komponen terjadinya inflasi dan deflasi. Juga deflasi yang terjadi dalam tiga bulan terakhir.
Penyebab deflasi pada Juli 2024 adalah turunnya harga beberapa bahan pangan. Amalia mengatakan, harga cabai merah dan bawang merah merupakan bahan pangan yang memberikan kontribusi deflasi paling besar seiring dengan meningkatnya pasokan di pasar.
“Stok cabai merah dan bawang merah di Aneh cukup banyak. Ini yang jadi penyebab deflasi, harga komoditas tersebut ikut menyumbang deflasi pada komponen makanan dan minuman. Secara umum menyumbang deflasi pada komponen harga yang fluktuatif,” jelasnya. .
Harga beras juga menurun pada bulan-bulan puncak panen. Komoditas tersebut juga turut menyumbang deflasi pada bulan sebelumnya. Amalia menegaskan, deflasi selama tiga bulan terakhir disebabkan oleh turunnya harga seiring melimpahnya pasokan di pasar.
“Kalau kita lihat dari sisi penawaran, dipastikan panen padi membuat harga beras turun, kalau kita lihat cabai merah dan bawang merah turun sehingga berkontribusi terhadap deflasi dalam tiga terakhir.” bulan,” katanya. . (apa saja/kilogram)