Jakarta –
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nizar Patria mengungkapkan, serangan siber ransomware yang melumpuhkan pusat data sementara nasional merupakan pembelajaran penting.
Brain Cipher ransomware versi terbaru Lockbit 3.0 diketahui menyerang pusat data sementara nasional di Surabaya, Jawa Timur.
Nizar mengatakan kejadian ini menjadi pembelajaran yang sangat penting untuk memperkuat transformasi digital yang lebih aman di masa depan.
“Kita tidak boleh menyerah atau mundur hanya karena kejadian ini. Tentu kita harus banyak belajar, kita harus membangun sistem yang mampu menghadapi segala kemungkinan kejadian serupa terulang kembali,” kata Nizar dalam tulisannya. pernyataan. penutup.” .
Nezar menegaskan, Kominfo akan melakukan langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi berbagai peluang jahat yang mungkin muncul di dunia siber di masa depan.
“Tentunya kami tidak mudah terintimidasi. Kami berupaya meminimalisir dan juga mengusut, dan pasti akan dilakukan tindakan,” tegasnya.
Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Indonesia sudah memiliki beberapa pedoman keamanan siber. Namun upaya peretasan pasti akan terus berlanjut.
“Sebenarnya instruksi ini sudah diberikan ya. Tapi tentu saja upaya peretasan, pembuatan virus, gangguan dan sebagainya akan terus dilakukan. Indonesia juga sudah membuat beberapa regulasi. BSSN juga sudah mengeluarkan standarnya. demi keamanan,” ujarnya.
Nizar memperkirakan serangan siber merupakan salah satu kategori ancaman global. Bahkan menurutnya, World Economic Forum juga menyebutkan bahwa keamanan siber merupakan salah satu dari 5 ancaman terbesar dunia. Oleh karena itu, setiap negara menaruh perhatian terhadap aspek keamanan dunia siber.
“Jadi menurut saya dengan kemajuan teknologi dan perubahan koneksi internet di seluruh dunia, mau tidak mau isu keamanan siber menjadi sangat penting. Dan semua negara di dunia memiliki protokol penting untuk menjaga keamanannya.” Adopsi Data,” jelas mereka. Saksikan video “Analisis Cyberexpert Nasib Data Pasca Hit PDNS” (agt/fyk)