Jakarta –
Megatrust bukan satu-satunya masalah, bisa terjadi kapan saja. Meski demikian, pemudik diimbau untuk tidak panik dan mengetahui cara menyelamatkan diri di tengah bencana.
“Yang bisa saya sampaikan, potensi terjadinya gempa besar dan tsunami di Indonesia adalah fakta yang tidak bisa kita pungkiri. Jadi tidak ada yang bisa menjamin tempat wisata aman. Karena kita tidak bisa memprediksi kapan akan terjadi gempa,” ujarnya Suchi Devi. Anugerah, Kepala Departemen Mitigasi Tsunami Samudera Hindia dan Pasifik, BMKG dalam laporan mingguan bersama Sandy Un, Senin (27/08/2024).
Namun, bukan berarti kita bisa menunggu bencana datang begitu saja. Suci mengatakan masyarakat harus mempersiapkan mitigasi gempa dan tsunami sebagai langkah mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami. “Sekarang sudah siap, kami akan segera menggalakkan pariwisata aman berbasis mitigasi gempa dan tsunami. Tentu ini memerlukan kerja sama, koordinasi, dan sinergi banyak pihak,” imbuhnya.
Suci mengatakan, ada tiga hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan oleh para pemudik yang disebut dengan “tiga langkah tanggap tsunami”.
Yang pertama adalah respon gempa, artinya gempa apa pun yang dapat menimbulkan tsunami. Dalam hal ini gempanya besar sekali sehingga kita tidak tahan atau gempanya mungkin masih bisa kita tahan, tapi durasinya. sangat lama jika anda merasa jika berada di pantai langsung dari pantai. Selanjutnya, tanda peringatan. Wisatawan harus mewaspadai peringatan dini tsunami dari BMKG. Mulailah memahami arti kewaspadaan, kesiagaan dan kesiagaan. Dan mereka juga tahu cara mendapatkan peringatan tsunami. “Wisatawan dan pengelola kawasan pariwisata juga perlu tahu cara mengungsi, di mana cara evakuasi tercepat dan teraman, di mana lokasi evakuasi dan tata cara evakuasi,” ujarnya.
Saksikan video “BMKG Ingatkan Potensi Gempa 2 Mega Besaran di Indonesia” (sim/sim)