Jakarta –

Presiden RI yang baru terpilih, Prabowo Subianto, ingin melaksanakan program ketahanan pangan. Menteri Kelautan dan Perikanan Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengamini hal tersebut.

Program ketahanan pangan termasuk dalam 4 program utama yang akan diprioritaskan pada masa pemerintahan Prabowo Subianto. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun sudah memberikan suntikan anggaran untuk program ini dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Peningkatan anggarannya pun tak tanggung-tanggung, mencapai Rp113,05 miliar untuk 4 program tersebut. Selain ketahanan pangan, ada program makan bergizi gratis dari Badan Pangan Nasional, pemeriksaan kesehatan dari Kementerian Kesehatan, dan program renovasi sekolah.

Ketahanan pangan sendiri mendapat tambahan suntikan anggaran sebesar Rp7,5 triliun. Anggaran tersebut akan digunakan untuk meningkatkan lumbung pangan nasional, regional, dan pedesaan, serta melaksanakan program intensifikasi 80 ribu hektare dan pembuatan sawah baru atau perluasan 150 ribu hektar. Luhut marah karena sawah diubah menjadi vila.

Menteri Kelautan dan Perikanan Luhut Binsar Pandjaitan pun mengamini keinginan Prabow untuk membuat sawah baru dan menghentikan alih fungsi sawah menjadi kawasan pemukiman. Ia pun geram dengan banyaknya sawah yang diubah menjadi vila di Bali.

“Tidak ada lagi yang membangun villa di sawah. Biarlah sawah tetaplah sawah, sehingga Bali menjadi Bali yang khas,” kata Luhut saat memimpin rapat koordinasi persiapan Bali International Airshow (BIAS) 2024 di Nusa Dua, Selatan . Kuta, Badung, Bali, Selasa (9/3/2024).

Luhut mencontohkan lingkungan rumahnya yang terletak di kawasan Cemagi, Kuta Utara. Menurut dia, lahan belakang rumahnya awalnya merupakan sawah. Kini sawah sudah menjadi bangunan.

Pemerintah pusat, kata Luhut, akan segera menggelar rapat terbatas (Ratas) pekan depan membahas larangan konversi lahan di Bali Sandiaga mendukung moratorium hotel di Bali bagian selatan.

Senada dengan Luhut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga mendukung penghentian sementara atau moratorium pembangunan hotel di Bali bagian selatan yang dinilainya terlalu padat.

“Kami juga ingin moratorium pembangunan hotel untuk sementara. Karena menurut kami di selatan Bali terlalu banyak, untuk menghindari terlalu banyak wisatawan,” kata Sandiaga saat bertemu dengan pemangku kepentingan pariwisata di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Selasa (9/3/2024).

Sandiaga mengatakan, permasalahan pembangunan di Bali sebaiknya dibahas dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, rencana moratorium pengembangan akomodasi di Bali Selatan juga mendapat dorongan dari akademisi dan pemangku kepentingan pariwisata.

Politisi PPP ini menyimpulkan: “Durasi sangat berharga, terutama dalam aspek keberlanjutan dan pengelolaan desa wisata. Saksikan video “Luhut Bahas Pesan Toxic People: Cari Orang yang Bisa Berkarya” (wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *