Jakarta –
Jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan mengalami tren penurunan di tengah pemutusan hubungan kerja (PHK) umum, termasuk di industri TPT. Kepala BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pengurangan tersebut akan dilakukan mulai Januari 2023.
Penurunan peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan terjadi pada sektor pakaian jadi, sandang, dan alas kaki. Di bidang barang, jumlah pesertanya turun menjadi 24 ribu pada Januari 2023 hingga Mei 2024.
“Kami hanya menyoroti beberapa sektor yang sibuk, yaitu sandang dan pakaian jadi. Kami melihat tren ini menurun dari Januari 2023. Kami melihat ada penurunan sebesar 4,2% atau 24 ribu orang yang tidak lagi berpartisipasi dalam bisnis. bisnis sekarang ada 559 ribu (mitra),” ujarnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RDP) dan Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2024).
Menurut dia, jumlah peserta meningkat pada Mei lalu dan April lalu karena lebaran. Namun kemudian pergerakan kembali normal.
Situasi serupa terjadi di industri tekstil. Anggoro mengatakan, jumlah peserta di sektor ini mengalami penurunan sebesar 6% atau mencapai 21 ribu orang.
“Padahal grafik ini menunjukkan terjadi penurunan pada sektor industri dan komoditas. Begitu juga untuk barang, kalau kita lihat penurunan Januari 2023 sampai Mei turun 6% atau turun 21 ribu,” ujarnya.
Tak terkecuali produksi bahan kulit dan kulit, kecuali sepatu, juga mengalami penurunan sekitar 6% dari Januari 2023 hingga Desember 2023. Namun, kata dia, sektor ini membaik karena jumlah pesertanya kembali meningkat. dalam 4 bulan terakhir.
“Kulit, barang dari kulit, dan sepatu sedikit membaik karena 4 bulan terakhir grafiknya mulai naik 3%,” tutupnya.
Dalam artikel detikcom, Ketua Serikat Pekerja Indonesia (KSPN) Ristadi menyebutkan, sejak Januari hingga awal Juni 2024, setidaknya ada 10 perusahaan yang memberikan kelonggaran besar. Enam di antaranya karena penutupan pabrik, dan empat lainnya karena efisiensi jumlah pekerja.
Total karyawan yang dipekerjakan di 10 perusahaan tersebut sedikitnya 13.800 orang. Namun menurutnya, angka tersebut mungkin lebih rendah dibandingkan kondisi di lapangan, karena tidak semua perusahaan bersedia terkena inisiatif besar tersebut.
Saksikan juga video ‘Pakar Prediksi Sektor-sektor yang Akan Hadapi Gelombang PHK’:
(banyak)