Jakarta –
Populasi Jepang terus menurun, namun pada saat yang sama, Tokyo menjadi lebih padat penduduknya. Pemerintah juga berencana memukimkan kembali para perempuan tersebut dengan menipu mereka dengan uang.
Melansir Soranews24, Kamis (29/8/2024), jumlah penduduk Tokyo tidak sebanding dengan penurunan jumlah penduduk di wilayah lain. Tren ini disebabkan oleh penurunan angka kelahiran lokal dan migrasi banyak generasi muda ke Tokyo.
Nah, kini pemerintah Jepang ingin membatalkan jumlah warganya yang paling banyak melakukan langkah. Menurut layanan baru Kyodo, mereka bahkan membayar 600.000 yen atau sekitar Rp 64 juta. Anggaran tersebut disisihkan khusus bagi perempuan yang ingin pindah dari Tokyo dan menikah dengan pria yang tinggal di daerah berpenghasilan rendah.
Para lajang yang tinggal di 23 wilayah pusat Tokyo atau yang bepergian untuk bekerja di wilayah tersebut dapat menerima manfaat ini.
Saat ini daftar kota yang bisa dipilih belum ditentukan. Namun kebijakan tersebut akan mencakup wilayah yang berisiko mengalami penurunan jumlah penduduk, seperti perdesaan atau perkotaan kecil.
Langkah drastis ini bukan kali pertama Jepang memberikan uang untuk mendorong warganya meninggalkan negaranya. Saat ini terdapat subsidi hingga 600.000 yen untuk individu atau 1 juta yen (sekitar Rp 106,8 juta) untuk keluarga di 23 kelurahan Tokyo atau pekerja yang membawa barang.
Hal ini berlaku selama mereka mendapatkan pekerjaan di rumah, melanjutkan karier dengan bekerja jarak jauh, atau memulai bisnis baru di lokasi baru.
Namun, perempuan tidak harus mencari uang atau bahkan memiliki pekerjaan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Menariknya, tunjangan ini bisa dibagi dengan tunjangan pernikahan sebesar 600.000 yen. Oleh karena itu, perempuan yang pindah dari Tokyo untuk menikah dan bekerja dapat memperoleh manfaat dari dua keuntungan ini.
Di sisi lain, menurut laporan Kyodo, pendanaan berbasis gender mendapat respon yang besar dari masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa hal ini secara tidak langsung mendorong perempuan keluar dari ibu kota dan menjebak laki-laki di dalamnya.
Namun, Sekretariat Dewan berencana memasukkan dana untuk proyek ini ke dalam anggaran tahun 2025, yang akan dimulai pada bagian tahun berikutnya. Tonton video “Warga Tak Berani Menikah, Populasi Jepang Menurun 15 Tahun” (wkn/fem)