Santiago-

Layanan pesan-antar makanan kini menjadi solusi bahkan saat hari libur. Namun karena adanya kemungkinan memesan makanan untuk diantar, tamu tersebut harus dirawat di rumah sakit.

Seperti dilansir The Sun UK, Kamis (4/7/2024), Maressa Nunes tiba dari Brazil bersama teman-temannya menuju Santiago, Chile. Sekembalinya dari perjalanan, ia dan teman-temannya memutuskan untuk memesan makanan dari tempat mereka menginap.

Dia memesan makanan melalui aplikasi. Segera setelah itu, seorang pria, mungkin seorang pengantar makanan, mengetuk pintu rumah mereka.

Nunes tidak berprasangka buruk, dia membuka pintu dan keluar untuk mengambil makanan. Tanpa diduga, alih-alih membawa makanan, pria tersebut malah masuk dan memukuli mereka dengan brutal.

Pria itu kemudian menculik Nunes dan temannya. Dia ditahan di bawah todongan senjata dan diancam akan diperkosa. Pelaku pun melakukan video call dan mengajak dua temannya untuk memperkosa Nunes.

Nunes, mantan binaragawan, mencoba melawan. Dua orang teman pelaku datang dan menghajar Nunes secara hitam putih. Dia dipukuli dengan sangat parah hingga wajahnya tidak terlihat.

Sedangkan teman Nunes hanya mendapat luka lebam karena tidak melakukan perlawanan. Ketiga pria tersebut juga mencuri jam tangan, perhiasan, dan ponsel.

Saat orang yang sebenarnya membawa makanan itu datang, pelaku pun melarikan diri. Panggilan minta tolong terdengar di lorong gedung apartemen, dan dengan cepat para pekerja bangunan yang mencurigakan bergegas menghampiri mereka.

Polisi tiba dan Nunes dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Dia membutuhkan rekonstruksi wajah karena rongga mata, rahang dan hidungnya rusak.

Larissa, adik Nunes, mengatakan adiknya mengalami luka gigitan di sekujur tubuh. Nunes bahkan tidak bisa terbang secara teratur karena kondisinya.

“Ada risiko pendarahan selama penerbangan normal di malam hari. Dia membutuhkan tim dokter,” katanya.

Keluarganya saat ini menggalang dana untuk pengobatannya dan agar dia bisa pulang dengan selamat ke Brasil.

Polisi sedang menyelidiki serangan brutal itu tetapi belum ada tersangka yang ditangkap.

Menteri Perempuan Brazil Cida Goncalves berbagi pandangan tentang X terkait kasus ini.

“Segera setelah kami menerima pengaduan dari Suster Maressa dan Penasihat Nasional Hak-Hak Perempuan, Evelin Cavalini, kami memulai diskusi dengan Konsulat Jenderal Brazil di Santiago,” kata Cida.

“Saya ingin menyampaikan solidaritas saya kepada Maresa dan temannya yang mengalami luka ringan. Pemerintah Brazil mengutuk segala tindakan kekerasan terhadap perempuan,” imbuhnya. Saksikan video “Tiga turis asing yang fotonya memperlihatkan bokongnya di Bromo diperiksa polisi” (bnl/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *