Jakarta –
Menteri Tangan -Terus (Menaker) Yassierli menolak laporan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APIRI), yang mengatakan tingkat penghentian pekerjaan (PHK) pada awal 2025 mencapai 40.000. Apindo juga mendaftarkan nomor pemecatan pada tahun 2024 250.000 orang yang tembus cahaya.
Tetapi angka ini berbeda dari Kementerian Tenaga Kerja. Yassierli mengatakan jumlah keputusan tahun -tahun awal belum mencapai puluhan ribu, tetapi puluhan ribu orang.
“Ini belum terlalu besar. Jadi jumlah kami adalah puluhan ribu,” katanya ketika dia mendapati dirinya di kantor Kemneker di selatan Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Ketika dia mengkonfirmasi apakah nomor tersebut termasuk PHK SRITEX, Yassierli tidak memberikan jawaban. Dia hanya menjawab bahwa mantan karyawan Sritex hingga 10.000 orang akan segera dipekerjakan setelah Idul Fitri.
“Faktanya, Sritex sekarang bahwa kondisinya akan digunakan, ya, ada sekitar 10.000,” katanya.
Sebelumnya, presiden Divisi Perburuhan Apindo, Bob Azam, mengatakan jumlah PHK lebih banyak terjadi di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Tangerang. Di masa depan, ia memperkirakan bahwa jumlah PHK akan meningkat.
“Sudah ada angka, terutama Jakarta dan Jawa Barat. Jadi Januari-Fevereiro sekitar 40.000 (pekerja yang dilanda PHK) tahun lalu, sekitar 250.000,” kata Bob kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Data diperoleh oleh pekerjaan BPJS yang mencairkan keselamatan usia tua (JHT) dan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).
Adapun PHK hingga Februari 2025, berasal dari sektor yang intensif padat karya, yang benar -benar rentan. Diharapkan bahwa jumlah ini akan meningkat jika pemerintah tidak menemukan ‘obat’ yang efektif untuk memperbaikinya.
Lihat juga Video: Wamenaker memanggil para korban PHK tahun ini untuk mencapai 80 ribu orang
(Ily/kil)