Jakarta –
Penggunaan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) akan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Ketua Forum Alumni Telkom University (FAST) Sri Safitri mengajak seluruh alumni Telkom University untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi AI yang berkelanjutan.
Menurutnya, Telkom University merupakan institusi yang telah lama mengabdi pada pengembangan teknologi dan informasi serta berperan penting dan strategis dalam AI khususnya ekonomi digital pada umumnya.
“Sebagai bagian dari target 9 juta talenta digital, bagaimana kita bisa berkontribusi tidak hanya sebagai pengguna tetapi juga sebagai pencipta teknologi kecerdasan buatan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sri juga mengatakan AI itu berupa AI adaptif, khususnya ChatGPT. Posisinya akan menjadi perintis, bersama dengan dua teknologi lainnya: Super Apps dan Metaverse.
Setidaknya bagi Sri, ChatGPT langsung mirip dengan Napster, alat untuk berbagi file musik berformat MP3. Saat itu, Napster disebut sebagai revolusi teknologi karena memotong segalanya. Belakangan, karena kepraktisannya, masyarakat zaman sekarang sudah jarang mendengarkan musik dari kaset dan CD.
“Jadi AI adaptif seperti ChatGPT juga dapat merevolusi banyak hal, terutama cara masyarakat bekerja saat ini, cara orang belajar, dan kita masih belum tahu apa akhirnya,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Sarwoto Atmosutarno, Asisten Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), mengatakan AI merupakan penerapan ekosistem ekonomi digital, visi masa depan Indonesia.
Menurutnya, ekonomi digital berperan penting dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Indonesia. Sebab salah satu agenda pembangunan RPJPN tahun 2025-2045 adalah transformasi digital.
“Pencapaian SDGs memerlukan peran AI sebagai bagian dari transformasi digital yang menjadi bagian dari agenda pembangunan RPJPN tahun 2025-2045,” tutupnya.
Topik pemanfaatan AI terungkap pada acara Halal by Halal FAST 2024 yang juga dihadiri oleh Rektor Telkom University. Adi Wijaya didampingi 300 alumni Telkom University yang saat ini aktif di berbagai perusahaan dan industri.
Saat itu, beberapa tokoh nasional di bidang teknologi menjadi pembawa acara talkshow. Salah satu pembicaranya adalah Bernadetta Raras, Direktur Supply Chain Management dan Teknologi Informasi ID Food.
Lalu ada Yulis Widya Marfiah (Pj Direktur Bisnis BAKTI Kominfo), Muh Mabrur L Banuna (Wakil Pimpinan Pusat GP Onshore 2024-2029) dan Densi Refwalu (Land Marketing and Communications Lead International Business Machine).
Dalam wawancara tersebut, kami meyakini bahwa AI mempunyai dampak besar terhadap inovasi digital di Indonesia. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam menetapkan peraturan/kebijakan untuk mewujudkan perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk peran industri dan masyarakat.
Tonton video “Sam Altman mengatakan AI berpotensi mengganggu sistem sosial” (agt/agt)