Gunungkidul –
Pantai Trenggole, pantai indah yang terletak tak jauh dari Pantai Indrayanti, masih sepi pengunjung. Rupanya, ada alasan kenapa pantai ini sepi.
Berbeda dengan pantai Indrayanti yang ramai dikunjungi wisatawan, pantai Trenggole dekat Indrayanti sangat sepi, rasionya 180 derajat.
Kepala Desa Wisata Tepus Suheri menjelaskan mengapa Pantai Trenggole sepi. Ia menduga sepinya pantai mungkin karena adanya waduk milik Dinas Perikanan (DKP) Kawasan Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menghalangi jalannya.
Suheri menduga karena ditutupnya jalan, wisatawan mengira tidak ada pantai di Kapanéwon Tepus, Kabupaten Gunungkidul.
“Sebenarnya Pantai Trenggole sendiri karena kemungkinan ditutup kolam (milik Dinas Kelautan dan Perikanan DIY), tidak banyak orang yang ke sana, semoga tidak ada pantai di sana,” kata Suheri, Senin (15/1). / 4). ).
Suheri menjelaskan, jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Trenggole berbeda dengan pantai tetangganya, yakni Pantai Indrayanti dan Watu Lawang. Kedua kawasan pantai di sebelah timur dan barat Pantai Trenggole lebih banyak pengunjungnya.
“Pengunjung Indrayanti banyak. Watu Lawang juga banyak. (Wisatawan di Pantai Trenggole tidak banyak) Karena ditutup oleh waduk dari Dinas Perikanan Provinsi. Mungkin begitu. (Pengunjung terbanyak) dibandingkan dengan yang dulu.” dua pantai di sebelahnya) Beda banget ya, ”ujarnya.
Absennya pengunjung Pantai Trenggole, kata Suheri, sudah lama dinantikan. Sebelum Pokdarwis di daerah ini adalah pada tahun 2015.
“Pantai Trengolole menjadi Pokdarwis sekitar tahun 2015. Sebelumnya sepi,” ujarnya.
Terkait usaha yang dijalankan pokdarwis di kawasan tersebut, Suheri mengatakan di sana terdapat warung dan tempat tidur. Namun jumlahnya masih sedikit.
“Sekarang di sana ada beberapa kios dan shelter. Masih ada beberapa,” ujarnya.
Oleh karena itu, Suheri berharap ada saluran komunikasi untuk membahas akses menuju pantai tersebut dengan Dinas Perikanan dan DIY. Namun Suheri merasa semuanya salah saat ingin berbicara dengan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY.
“Kadang-kadang kalau mau memancing, ada yang tidak beres. Soalnya ya, sebelum ada wisatawan yang melakukan aktivitas di sana,” ujarnya.
Maksud saya kalau masuk ke sana ada cara yang baik, orang asing bisa masuk dengan leluasa, masyarakat bisa beraktivitas ekonomi di sana. Harapan kita ada di sana, ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Budidaya Laut dan Air Payau BPTPB DKP DIY, Diduk Kristina Hendra mengungkapkan, Proyek Budidaya Laut Sundak didirikan di dekat Laut Trenggole pada tahun 1999.
“Tempatnya Departemen Pekerjaan Umum sejak tahun 1999 dan hak atas tanahnya milik Pemerintah Daerah, Departemen. Sertifikatnya atas nama Kementerian Pengairan dan Perikanan (DIY),” kata Hendra melalui telepon, Selasa (16/4).
Secara resmi kawasan Pantai Trenggole, kata Hendra, merupakan wilayah kerja. “Dibandingkan dengan Pantai Trenggole, itu berarti wilayah kita,” ujarnya.
Terkait produk yang dikelola Dinas Budidaya Laut Sundak, Hendra menyebutkan udang vaname, bandeng, dan nila asin.
Terkait ajakan komunikasi dari pihak agensi, Hendra mengaku menerima niat tersebut.
“Iya nanti dijadwalkan, waktunya ditentukan nanti,” ujarnya.
—-
Artikel ini dimuat di detikJogja. Saksikan video “Sepertinya Ombak Besar Menerjang di Pantai Citepus Sukabumi” (wsw/wsw)