Jakarta –
Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan masyarakat di Jakarta masih lebih sedikit menggunakan transportasi umum. Pada tahun 2023, Jakarta mencatat 21 juta perjalanan, namun hanya 4 juta atau 18,86% wisatawan yang menggunakan angkutan umum.
Bahkan, CEO Pusat Pelayanan Transportasi (DISHUB) DKI Jakarta Saripudin mengklaim setidaknya 30% perjalanan di Jakarta ditujukan menggunakan angkutan umum Jakarta. Hal ini akan tercapai pada tahun 2030.
“Walaupun kita targetkan pada 2030 bisa mencapai 30%, tapi investasinya akan kita terima 18,86%,” kata Syaripudin saat open house di Hotel All Seasons Tamrin, Jakarta Pusat. , Kamis (4/7/2024).
Syaripudin juga mengatakan maraknya penggunaan mobil pribadi di Jakarta menimbulkan berbagai permasalahan. Dari kemacetan lalu lintas hingga polisi cuaca.
Kerugian yang ditimbulkan oleh pemilik mobil pribadi juga sangat besar dan biaya pengoperasian mobil tersebut mencapai puluhan triliun rupee, kata Saripuddin. Inilah kenyataan yang kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jadi, kami sedang mempelajari bagaimana masyarakat akan berubah hingga kami mencapai 30% dari angkutan umum dalam 6 tahun tersisa.”
Syaripudin mengatakan, Pemprov terus melakukan transformasi model sistem transportasi dari pembangunan berorientasi mobil menjadi pembangunan berorientasi transit. Untuk mencapai tujuan ini, integrasi layanan transportasi akan diperkuat.
Syaripudin mengatakan, pertama integrasi fisik, kedua integrasi rencana pelayanan, kemudian integrasi rute atau jalur, integrasi data dan informasi, kelima integrasi sistem pembayaran, dan terakhir integrasi tiket. .
Jakarta memiliki empat bidang utama untuk dikembangkan di masa depan. Meningkatkan jalan kaki dan bersepeda, meningkatkan angkutan umum, meningkatkan transportasi ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan mobil pribadi.
Tonton video “Jokowi Tunjukkan Jumlah Penumpang MRT di Bawah Logo”:
(p/rd)