Jakarta –

Kereta api selalu menyenangkan untuk dijelajahi. Pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah: bagaimana cara mengisi bahan bakar kereta?

Kereta api tidak seperti transportasi umum lainnya; Alat angkut jenis ini memiliki keunikan tersendiri dan memerlukan keahlian tanking khusus.

Proses pengisian bahan bakar dimulai dengan memposisikan lokomotif dengan benar pada saluran bahan bakar. Agen mengurus lokomotif. Kemudian mereka menentukan jumlah bahan bakar dan menentukan volumenya.

Pengisian dilakukan oleh petugas khusus dengan peralatan seperti spray gun, flow meter dan pompa bahan bakar. Proses pengisian bahan bakar dilakukan oleh tenaga khusus yang terampil dan terlatih oleh PT Pertamina Patra Niaga. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan, pengelolaan lingkungan, ketersediaan bahan bakar dan keandalan peralatan.

Jenis bahan bakar yang digunakan

Lokomotif biasanya menggunakan bahan bakar High Speed ​​Diesel (HSD) namun saat ini sedang diubah menjadi Bio Diesel (B35) untuk mendukung program utilitas Biotin (BBN). Bio Solar merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari campuran bahan bakar fosil dan bahan organik seperti minyak sawit atau sisa tanaman. Penggunaan Bio Solar membantu mengurangi jejak ekologis Anda dan mendukung kelestarian lingkungan.

Stasiun pengisian

Pengisian bahan bakar hanya dapat dilakukan di depo lokomotif, depo kereta api, pemeriksa sarana (PUS), pemeriksa kereta api (TRI), dan pusat pelayanan yang dilengkapi dengan peralatan pengisian bahan bakar. Saat ini terdapat 47 lokasi di wilayah operasi KAI yang memenuhi standar tersebut.

Kapasitas tangki bahan bakar dan jarak tempuh

Kapasitas tangki bahan bakar pada lokomotif bervariasi tergantung jenisnya, namun rata-rata 3000-3800 liter. Letak tangki bahan bakar pada lokomotif berada pada bagian tengah bawah.

Pengisian bahan bakar disesuaikan dengan jarak tempuh kereta. Untuk mengetahui jarak yang dapat ditempuh dalam bahan bakar penuh tergantung pada jenis lokomotifnya, karena setiap jenis lokomotif mempunyai SFC (spesifik bahan bakar konsumsi) yang berbeda-beda.

Namun rata-rata jarak yang dapat ditempuh dengan kurang lebih 3000 liter bahan bakar adalah kurang lebih 1.034 KM. KAI menggunakan SAP Personas untuk menghitung kebutuhan bahan bakar secara akurat.

Dalam keadaan normal, lokomotif tidak akan kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan, karena pengemudi terus memantau jumlah bahan bakar yang tersedia melalui monitor/smart display/fire screen. Namun apabila terjadi kendala yang menyebabkan bahan bakar habis di tengah jalan, maka pengemudi harus berkonsultasi dengan dinas terkait untuk mendapatkan izin pengisian bahan bakar di SPBU terdekat yang dilengkapi bahan bakar hingga bahan bakar benar-benar habis.

Wakil Presiden Humas KAI Johny Martinus mengatakan pengisian bahan bakar lokomotif kereta api merupakan proses yang krusial dan memerlukan keahlian khusus serta perencanaan yang matang agar lintasan tetap lancar. Dengan memahami proses ini dengan lebih baik, diharapkan akan meningkatkan efisiensi dan keselamatan lalu lintas kereta api secara keseluruhan.

“Dengan memilih bahan bakar yang ramah lingkungan, menggunakan prosedur yang aman dan mengerahkan personel terlatih, KAI berkontribusi terhadap upaya global untuk melindungi lingkungan. Penggunaan moda transportasi massal dalam mobilitas sehari-hari merupakan salah satu rekomendasi yang harus diterapkan untuk mengurangi polusi,” bunyi keputusan tersebut. ”, kata Johny dalam keterangan resmi, Sabtu (27/4).

Saksikan video “PT KAI buka 3 jalur perjalanan baru di Jalan Selatan Jabar” (bnl/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *