Jakarta –
Gumuk Pasir Barchan Parangtritis menjadi salah satu tempat wisata yang banyak diincar wisatawan. Sayangnya, bukit pasir terancam punah.
Luas Gumuk Pasir Parangtritis mengalami penurunan yang signifikan, dari 417 hektar pada tahun 1976 menjadi 17 hektar saat ini.
Dihin Abrijanto, General Manager Yogyakarta, mengatakan: “Dulu tingginya 30 meter, sekarang lebih rendah dari itu. Pada tahun 1976 kita mengukur mundur luasnya sebesar 417 hektar, saat ini hanya 17 hektar, dan 400 hektar yang hilang. .
Penurunan ini terutama disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan wisata seperti mobil jeep dan kendaraan keliling yang membuat tanah menjadi lebih stabil.
Selain itu, terbentuknya kawasan pemukiman dan pertokoan di sekitar kawasan bukit pasir juga berdampak pada berkurangnya luas bukit pasir.
Kebijakan pengelolaan yang tidak tepat di masa lalu, seperti mengubah kawasan bukit pasir menjadi ruang hijau, juga telah mempengaruhi proses alami pembentukan bukit pasir, sehingga memperburuk situasi.
Upaya konservasi sedang dilakukan untuk melindungi badai ini dengan bahan-bahan langka, termasuk bekerja sama dengan berbagai organisasi dan akademisi dalam studi dan strategi konservasi jangka panjang, kata Dixin.
Meskipun badai ini berperan penting terhadap lingkungan sebagai penghalang angin, abrasi dan tsunami, aktivitas manusia yang tidak disengaja telah menyebabkan kerusakan besar.
Jika tidak diatasi, situasi ini dapat menyebabkan punahnya bukit pasir Parangtritis dalam waktu dekat.
***
Artikel ini sebelumnya pernah tayang di detikJogja. Untuk informasi lebih lanjut, lihat di sini. Saksikan video “Objek wisata baru, Bandara YIA dan Laut Cina Selatan terlihat dari jauh” (fem/fem)