Clatten –

Di Klaten ada sebuah tempat bernama Gumuk Reco. Warga Klaten konon tak berani mengganggunya.

Gumuk Reco terletak di 10 desa di kecamatan Trucuk Klaten. Gundukan itu tampak seperti gundukan tanah. Disebut Gumuk Reco karena di dalam gundukan makam tersebut terdapat patung.

Geummuk Recko sebenarnya tidak jauh. Gundukan pasir ini terletak di pojok perkampungan persawahan, di pinggir jalan besar yang ramai dilalui pengguna jalan.

Jaraknya sekitar 4 km dari kota Kecamatan Trucuk. Gumuk Leko terletak di sudut desa yang setiap tahunnya ditanami padi.

Ukuran bukit pasir tersebut hanya sekitar 4×3 meter, dan tinggi bukit sekitar 1 meter yang ditumbuhi pepohonan padi. Di atasnya terdapat semak dan pepohonan Kendal.

Ketika mereka melihat, tidak ada patung, tidak ada patung. Hanya pecahan batu bata merah tua setebal 8 hingga 10 cm yang ditemukan di lokasi tersebut.

“Iya Gumuk Reco atau Ngreco,” ujarnya. “Konon ada patungnya, tapi hilang dan diberi nama Ngreco,” kata perwakilan masyarakat Amerika di Desa Sepuluhn, Sihono, dalam dakwaan.

Akuntan desa Sihon menggambarkan lokasi bukit pasir tersebut. Patung mitologi tersebut berbentuk manusia dan sapi.

“Saya kurang yakin bentuknya manusia atau sapi. Sudah lama ada di sana. Di dekatnya juga ada batu Yoni Ngasem (di bawah pohon di hutan),” ujarnya.

Narto (60), seorang petani setempat, mengatakan patung itu sudah ada bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ada banyak aspek pada situs ini.

“Enten boto ageng, gumuk niku. Mboten Wantun duduk dan para pengintai Ven dibawa pergi oleh Ten Solo. (Di atas Gumuk ada batu bata besar. Warga tidak berani menggali, tapi mereka membawa patung Solo) ,” kata Narto. .

Menurut Narto, Gumuk tak berani mengganggu Reko, namun situasinya tidak aneh. Pada zaman dahulu, padi digunakan sebagai makanan khusus saat dipanen.

“Disediakan lolol khatul, dan sebagai ucapan terima kasih, kami juga menyediakan ayam suwir tentunya,” imbuhnya.

Yoni Ratno Wiyoyo (60), pemilik tanah tempat batu itu berada, disebut memiliki patung Gumuk Leko. Namun patung itu sudah tidak ada lagi.

“Ngreco dulunya disebut Non, tapi dulu tidak lagi mengambil patung. Patungnya berbentuk sapi,” ujarnya.

Secara terpisah disebut Kadus 2, Desa Tens, Wardi Ngreco atau Gumuk Reco. Karena patung tersebut berasal dari zaman dahulu kala. Tapi itu dikatakan.

Dia berkata, “Beberapa patung sudah diambil sejak lama. “Jadi namanya Gumuk Leko dan semua warga tahu,” ujarnya.

Diwawancarai terpisah, Wiyan Ari Tanjung dari Dinas Museum Cagar Budaya dan Analisis Koleksi, Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Klaten mengatakan, Gumuk Reco tidak pernah menyebutkan tanggalnya.

“Kami belum diam. Informasinya belum masuk,” jawabnya.

——–

Artikel ini dimuat di detikJateng. Saksikan video “Patung Ganesha Langka Ditemukan di Fondasi Rumah Warga Desa Sleman” (wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *