Jakarta –

Penelitian menunjukkan bahwa ukuran otak manusia modern meningkat seiring berjalannya waktu dibandingkan Homo sapiens yang hidup 100 ribu tahun lalu. Alasan pasti mengapa hal ini terjadi masih diperdebatkan oleh para ilmuwan.

Ahli paleoantropologi dan kurator emeritus di American Museum of Natural History di New York, Ian Tattersall, menyelidiki volume otak hominin purba sepanjang waktu, dari spesies tertua yang diketahui hingga manusia modern.

Tattersall menemukan bahwa perluasan otak terjadi secara independen pada spesies hominin yang berbeda, pada waktu yang berbeda di Asia, Eropa, dan Afrika. Spesies yang otaknya telah berevolusi dari waktu ke waktu termasuk Australopithecus afarensis, Homo erectus, Homo heidelbergensis, dan Homo neanderthalensis.

Namun tren yang berkembang ini seiring berjalannya waktu mulai berubah seiring dengan datangnya manusia modern. Tengkorak pria dan wanita saat ini rata-rata 12,7 persen lebih kecil dibandingkan tengkorak Homo sapiens yang hidup pada zaman es terakhir.

Tengkorak kita memiliki bentuk yang sangat unik sehingga manusia purba sangat mudah dikenali dan manusia pertama memiliki otak yang sangat besar, kata Tattersall, seperti dikutip BBC, Senin (3/5/2024).

Tattersall mengatakan penyusutan ukuran otak mungkin dimulai sekitar 100.000 tahun yang lalu ketika manusia beralih dari gaya berpikir yang lebih intuitif ke “pemrosesan informasi simbolis”. Gaya berpikir ini dilakukan dengan cara yang lebih abstrak untuk memahami lingkungan sekitar.

Ia berteori bahwa perubahan ini terjadi pada saat masyarakat mulai memproduksi artefak dan ukiran simbolik dengan gambar geometris yang memiliki makna tersendiri. Hal ini menyebabkan jalur saraf otak diatur ulang dengan cara yang lebih efisien secara metabolik, sehingga memungkinkan orang memperoleh lebih banyak manfaat.

Dengan kata lain, karena otak yang lebih kecil dan terorganisir lebih mampu melakukan perhitungan yang lebih kompleks, otak yang secara metabolik besar menjadi “tidak diperlukan”.

“Bagi saya, nenek moyang kita memproses informasi dengan lebih kasar dan kecerdasan dalam konteks ini meningkat seiring dengan ukuran otak. Semakin besar otak, semakin banyak yang bisa Anda manfaatkan,” kata Tattersall.

“Tetapi cara berpikir kami berbeda. Kami mendekonstruksi dunia di sekitar kami menjadi kosakata simbol-simbol abstrak, dan menata ulang simbol-simbol tersebut untuk mengajukan pertanyaan seperti ‘Bagaimana jika?’” lanjutnya.

BERIKUTNYA: Teori Perubahan Iklim

(abc/jus)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *