Jakarta-
Selama dua dekade terakhir, sektor pariwisata telah menjadi salah satu pilar paling dinamis dalam perekonomian dunia. Bisakah sektor ini mengentaskan kemiskinan?
Pariwisata diyakini menawarkan solusi praktis dan berkelanjutan terhadap berbagai permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang.
Di Indonesia, negara yang kaya akan keanekaragaman alam dan budaya, pariwisata tidak hanya sekedar keindahan pantai atau pesona budaya, namun juga bagaimana sektor tersebut dapat dimobilisasi sebagai alat strategis untuk pengentasan kemiskinan.1. Penciptaan lapangan kerja: efek langsung dan tidak langsung
Sektor pariwisata mempunyai kemampuan unik dalam menciptakan lapangan kerja dalam skala besar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Di Indonesia, sektor pariwisata menciptakan sekitar 10,2 juta lapangan kerja pada tahun 2019, baik melalui pekerjaan langsung sebagai pemandu wisata, staf hotel, dan operator tur, maupun melalui pekerjaan tidak langsung di sektor pendukung seperti pertanian, transportasi, dan kerajinan tangan.
Yang membedakan lapangan kerja di sektor ini adalah inklusivitasnya. Dengan rendahnya ambang batas pendidikan yang diperlukan untuk berbagai posisi di industri pariwisata, masyarakat lokal, termasuk masyarakat di daerah terpencil, memiliki akses terhadap lebih banyak peluang kerja.
Hal ini pada gilirannya membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan keluarga, yang merupakan langkah awal yang penting dalam upaya memerangi kemiskinan. Pemberdayaan ekonomi lokal: menggerakkan UMKM dan ekonomi kreatif
Pariwisata juga berperan sebagai katalis pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, lebih dari 60% total pendapatan pariwisata Indonesia berasal dari UMKM, khususnya sektor kerajinan, kuliner, dan akomodasi masyarakat.
Ekonomi kreatif yang dipadukan dengan pariwisata memungkinkan masyarakat lokal menciptakan produk-produk unik yang bernilai tinggi, seperti batik, tenun ikat, dan produk kuliner daerah.
Pendapatan yang dihasilkan dari produk-produk ini seringkali langsung masuk ke kantong masyarakat, sehingga memperkuat basis ekonomi lokal dan mempercepat proses pengentasan kemiskinan.3. Infrastruktur dan pembangunan: menghubungkan daerah-daerah terpencil
Pembangunan infrastruktur pariwisata tidak hanya meningkatkan aksesibilitas bagi wisatawan, namun juga membawa manfaat langsung bagi masyarakat lokal.
Pembangunan jalan, bandara, pelabuhan dan fasilitas umum lainnya meningkatkan mobilitas dan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan.
Misalnya, proyek pembangunan infrastruktur pariwisata di destinasi pariwisata prioritas tinggi di Labuan Bajo, Mandalico, dan Danau Toba telah membawa perubahan signifikan dalam kualitas hidup masyarakat lokal dengan menghilangkan isolasi geografis dan meningkatkan akses terhadap pasar.
Selain itu, investasi yang dihasilkan dari pariwisata sering kali berkontribusi terhadap pembangunan yang lebih luas, termasuk perumahan, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Efek domino ini memperkuat struktur ekonomi dan sosial di daerah-daerah yang sebelumnya kurang berkembang, sehingga menjadi lebih tahan terhadap berbagai tantangan ekonomi.4. Konservasi budaya dan lingkungan: pariwisata berbasis komunitas
Pariwisata komunitas merupakan model yang semakin dikenal di Indonesia, dimana komunitas lokal tidak hanya menjadi penerima manfaat pasif, namun juga menjadi aktor utama dalam pengelolaan dan konservasi warisan budaya dan lingkungan.
Program seperti desa wisata dan ekowisata di berbagai daerah telah menunjukkan bahwa masyarakat lokal dapat menjadi penjaga budaya dan pelaku ekonomi yang berdaya.
Contoh yang baik adalah Desa Penglipuran di Bali yang berhasil memadukan pariwisata dengan pelestarian budaya lokal, tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat hingga 70%.
Inisiatif tersebut juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan, yang dalam jangka panjang akan menjamin keberlanjutan pariwisata dan perekonomian lokal.5. Redistribusi pendapatan: pajak dan pembangunan sosial
Pendapatan dari sektor pariwisata juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan retribusi yang dapat disalurkan untuk program pengentasan kemiskinan.
Di Indonesia, pajak pariwisata telah digunakan untuk mendanai berbagai inisiatif sosial, termasuk program pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil.
Redistribusi pendapatan melalui pajak membantu menjembatani kesenjangan ekonomi antara daerah berkembang dan tertinggal, memastikan bahwa manfaat pariwisata dirasakan secara merata di seluruh negeri.6. Diversifikasi ekonomi: mengurangi ketergantungan dan memperkuat ketahanan
Diversifikasi sumber pendapatan melalui pariwisata juga penting untuk mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi tradisional seperti pertanian, yang rentan terhadap fluktuasi pasar global dan perubahan iklim.
Berkat pariwisata, masyarakat lokal mempunyai peluang lebih besar untuk mendiversifikasi sumber pendapatan mereka, yang pada akhirnya membuat perekonomian mereka lebih tahan terhadap berbagai guncangan.
Jika dikelola dengan baik dan berkelanjutan, pariwisata dapat menjadi pendorong pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Dengan memanfaatkan sumber daya alam dan budaya yang ada serta memastikan seluruh lapisan masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi, Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera melalui sektor ini.
——-
Artikel tersebut ditulis oleh Taufan Rahmadi, pakar strategi pariwisata nasional. Artikel yang dikirimkan oleh pembaca merupakan pendapat pribadi dan tidak mencerminkan pandangan redaksi. Saksikan video “Luhut Soroti Kualitas Pariwisata dan Perilaku Wisatawan Asing di Bali” (wsw/wsw)