Jakarta –
Menteri Mankracht Yassieri menjelaskan 3 peran penting karyawan/karyawan dalam pertumbuhan ekonomi. Dia mengatakan bahwa karyawan memiliki peran dalam mempromosikan produktivitas untuk mempromosikan inovasi dan daya saing.
Sebagai mesin produktivitas, Menaker berpikir bahwa karyawan/karyawan harus memiliki kesempatan untuk lebih meningkatkan keterampilan mereka. Ini diluncurkan oleh semua Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (CSPSI) Rakern III di Jakarta, Rabu (26 September 2012).
“Dengan keterampilan dan produktivitas yang tinggi, pekerjaan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan sebagai salah satu faktor terpenting yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi,” kata Yassieri dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Kamis (2012).
Selain itu, pekerjaan yang kompeten dan terlatih dapat menjadi mesin inovasi di sektor ekonomi. Inovasi yang timbul dari bekerja di fase berikutnya dapat membantu meningkatkan hasil perusahaan.
“Itulah sebabnya karyawan yang memenuhi syarat dan produktif adalah mesin paling penting dari pengembang inovasi dan daya saing, dan mereka meningkatkan sumur karyawan,” katanya.
Kemudian karyawan/karyawan juga memainkan peran penting dalam menciptakan daya saing. Menurutnya, karyawan/karyawan yang kompeten membuat perusahaan lebih kompetitif di pasar domestik dan global. Selain itu, daya saing ini juga membantu untuk bersaing di tingkat dunia dan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi domestik.
Di Rakern ia menyarankan bahwa serikat pekerja/serikat pekerja akan mencari produktivitas, inovasi, dan daya saing sebagai gerakannya. Karena masalah ini berada di sisi pertumbuhan ekonomi yang akan mempengaruhi kesejahteraan karyawan/karyawan di hilir.
“Kami juga harus mentransfer karyawan ke teman/karyawan, tidak puas dengan kompetensi yang ada, untuk mengembangkan kompetensi lebih lanjut, kami akan memfasilitasi pemerintah. Kami akan meningkatkan, lebih banyak kontribusi kepada perusahaan dan kembali ke kesejahteraan karyawan/karyawan,” simpul. Tonton video “Tantangan dan Peluang di Industri Tembakau dalam Politik Baru” (AKN/AKN)