Jakarta –
Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila, sebuah momen bersejarah yang mengingatkan kita pada landasan ideologi bangsa Indonesia.
Pada hari itu di tahun 1945, Soekarno menyampaikan gagasannya tentang Pancasila sebagai dasar negara pada rapat Komisi Penyelidikan dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sejak saat itu, Pancasila menjadi pedoman hidup berbangsa dan sektor pariwisata menjadi tumpuan kehidupan berbangsa
Pariwisata telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu.
Indonesia dengan kekayaan alam dan budayanya menjadi daya tarik bagi wisatawan dari seluruh dunia. Dari jalur parfum zaman kekaisaran hingga saat ini, pariwisata telah berkontribusi terhadap perekonomian dan mempererat ikatan antar budaya. Peninggalan sejarah dan keindahan kepulauan merupakan aset berharga yang terus diciptakan demi kepentingan pariwisata nasional yang mencerminkan sila Pancasila.
1. Meyakini Tuhan Yang Maha Esa
Pariwisata yang berdasarkan Pancasila menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan spiritual.
Lokasi wisata religi seperti Candi Borobudur dan Masjid Istiqlal menunjukkan bagaimana pariwisata bisa menjadi salah satu cara memperkuat keimanan dan toleransi antar umat beragama.
2. Kemanusiaan yang berkeadilan dan beradab
Pariwisata Pancasila memastikan semua orang, termasuk masyarakat setempat, mendapatkan manfaat yang tepat dari sektor ini.
Program pariwisata berkelanjutan berupaya memberdayakan masyarakat dan melestarikan potensi mereka, mempromosikan keramahtamahan dan budaya terbuka.
3. Persatuan Indonesia
Pariwisata memainkan peran penting dalam mempromosikan persatuan dan kohesi nasional. Dengan mengunjungi berbagai wilayah di kepulauan ini, masyarakat Indonesia dapat lebih memahami dan menghargai berbagai budaya, tradisi, dan bahasa, yang semuanya meningkatkan identitas negara.
4. Demokrasi dalam kebijaksanaan dan konsultasi/representasi
Pariwisata demokratis melibatkan partisipasi aktif berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Keputusan mengenai pengembangan pariwisata diambil secara sengaja dan mengedepankan akal sehat.
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Pariwisata harus berkontribusi pada distribusi yang baik dan pengurangan kemiskinan. Program seperti pariwisata perkotaan dan pariwisata memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat pedesaan dan daerah terpencil, memastikan bahwa manfaat pariwisata tercermin dalam Visi Pendiri Nasional.
Para founding fathers negara seperti Soekarno dan Hatta memandang pariwisata tidak hanya sebagai sumber devisa negara, tetapi juga sebagai alat untuk mempromosikan Indonesia di mata dunia.
Pariwisata dipandang berpotensi menampilkan kekayaan budaya Indonesia, sekaligus menjadi alat diplomasi untuk mempererat hubungan internasional demi masa depan pariwisata Indonesia.
Masa depan pariwisata Indonesia harus berlandaskan prinsip Pancasila. Pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan menjadi kunci mewujudkan pariwisata Pancasila.
Teknologi digital dapat digunakan untuk meningkatkan banyak tujuan dan pengalaman pariwisata, dimana kebijakan masyarakat melihat bahwa perjalanan memberikan nilai yang besar di semua lapisan masyarakat.
Sektor pariwisata mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan emas Indonesia 2045.
Dengan mengedepankan asas Pancasila, sektor pariwisata dapat menjadi salah satu penopang perekonomian nasional.
Pariwisata yang terbuka dan berkelanjutan akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan pemerintah, dan mempromosikan keindahan Indonesia di tingkat internasional.
Dalam semangat Pancasila, kita dapat membangun pariwisata tidak hanya sebagai sumber pendapatan, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat persatuan, keadilan, dan kemanusiaan. Melalui pariwisata Pancasila, kita akan mewujudkan Indonesia terbuka dan sejahtera pada tahun 2045.
Selamat Hari Lahir Pancasila. Bangkitnya Pariwisata Nasional Indonesia!
—- Artikel ini ditulis oleh Taufan Rahmadi, Pakar Strategi Pariwisata Nasional. Artikel ini telah diedit seperlunya. Saksikan video “Cara Jokowi Pimpin Upacara Harlah Pancasila dengan Pakaian Adat Teluk Belanga” (wsw/wsw)