Jakarta –
Kontes dan chatbot meledak di seluruh Lebanon, menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan orang, beberapa di antaranya parah. Akankah ponsel pintar menjadi target berikutnya? Bisakah peretas mengakses ponsel pintar seseorang dan meledakkannya?
Pertanyaan ini muncul karena smartphone juga merupakan perangkat komunikasi portabel yang bisa dikompromikan. Media sosial ramai memperbincangkan kemungkinan tersebut. Mereka khawatir ponsel pintar yang mereka gunakan mungkin dirusak oleh peretas dan meledak tidak hanya di Lebanon tetapi juga di tempat lain.
“Jika paha bisa meledak, bukankah hal yang sama juga bisa terjadi pada miliaran ponsel dan smartphone?” – tulis pengguna internet.
Namun jangan khawatir, para ahli mengatakan memperbaiki atau meretas ponsel cerdas lebih sulit daripada laptop. Menurut Dr. Olejnik dari King’s College London, tidak ada bahaya bahwa seseorang akan tertarik untuk meledakkan smartphone rata-rata pengguna.
“Banyak ponsel pintar modern yang dirancang sedemikian rupa sehingga gangguan seperti itu akan sangat sulit atau hampir tidak mungkin terjadi,” katanya. Ia menambahkan, apa yang terjadi di Lebanon bukan berarti perangkat elektronik apa pun bisa meledak.
“Di Lebanon, ini adalah operasi yang membutuhkan sumber daya seperti uang, manusia, dan lain-lain.” – katanya. Teori bahwa peretas dapat menyebabkan baterai menjadi terlalu panas dan terbakar tidak mungkin terjadi. Pasalnya, perangkat di Lebanon hampir pasti meledak bukan akibat serangan hacker, melainkan akibat bom yang ditanam terlebih dahulu.
Nicholas Reece, peneliti komputer di New York University, mengatakan sulit membayangkan produsen terlibat karena potensi dampaknya terhadap bisnis mereka.
“Namun, Israel tampaknya memiliki akses antar perangkat. Melakukan hal ini pada ponsel pintar lebih sulit. Kasusnya lebih sulit untuk dibuka dan ditutup dengan cara yang tidak memengaruhi ponsel atau teridentifikasi.” sistem manajemen rantai pasokan yang kuat,” jelasnya, dikutip dan detikINET dari Daily Mail.
Olav Lysne, pakar IT yang berbasis di Norwegia, memberikan saran kepada pengguna ponsel pintar yang pendiam. “Ponsel Anda bisa saja hancur. Namun, risiko seseorang menanam bahan peledak di dalamnya sangat rendah kecuali Anda menjadi sasaran badan intelijen intelijen,” ujarnya ” (fyk/fyk)