Jakarta –
Setelah meningkatnya jumlah perjalanan, kesadaran baru juga mulai berkembang. Tak hanya menikmati destinasinya, wisatawan kini semakin sadar akan perannya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, termasuk dampak listrik dan internet terhadap emisi karbon.
Setiap perjalanan, mulai dari penggunaan bensin hingga mobil listrik dan penggunaan internet di malam hari, menimbulkan emisi.
Bobobox bekerja sama dengan Fairatmos untuk menghitung emisi setiap proyek secara detail. Oleh karena itu, Bobopod menghasilkan sekitar 6,6 kg tCO2 dan Bobocabin menghasilkan sekitar 8,2 kg tCO2. Angka-angka ini kemudian menjadi dasar penghitungan kontribusinya terhadap penggantian kerugian karbon.
Setahun setelah diluncurkan, jumlah pengguna fitur konversi karbon terus bertambah. Saat ini, rata-rata penerapan fitur ini di seluruh produk telah meningkat menjadi 9%.
Secara khusus, pengguna yang tinggal di Bobocabin menunjukkan kesadaran terhadap perubahan iklim, dengan 18,2% pengguna secara rutin menggunakan fitur ini untuk mengurangi emisi.
Manajer Program ESG mengatakan: “Perkembangan ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung sadar akan dampak perjalanan terhadap lingkungan dan bersedia mengambil langkah nyata untuk berkontribusi kepada banyak pelanggan setia kami yang telah menunjukkan minat dan komitmen mereka untuk menjangkau alam. dunia.” Pesan singkat dari Bobobox, Satria Gundara.
“Kami berharap keberhasilan ini akan menginspirasi pemain lain di industri perhotelan untuk menawarkan produk yang lebih ramah lingkungan, yang jika digabungkan dengan kesadaran perjalanan yang penting, akan memberikan dampak yang lebih besar,” katanya.
Sekadar informasi, emisi yang dapat dihindarkan dalam satu tahun melalui program ini setara dengan berkendara sejauh 369.216 kilometer dengan mobil berbahan bakar bensin. Hal ini setara dengan penyerapan karbon dengan menanam sekitar 2.840 pohon selama 10 tahun.
Dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, para pelaku industri pariwisata diharapkan menjadi lebih proaktif dalam memprioritaskan kegiatan yang ada.
“Dengan cara ini, konsumen akan memiliki lebih banyak informasi mengenai pilihan yang tersedia di pasar sehingga mereka akan memutuskan untuk melakukan perjalanan, sehingga membawa perubahan positif di masa depan,” ujarnya.
Dengan fitur offset karbon, tamu dapat dengan mudah mengurangi jejak karbon selama menginap dengan mengaktifkan opsi di aplikasi Bobobox sebelum menyelesaikan pembayaran. Setiap donasi diubah menjadi kredit karbon untuk mendukung proyek Panas Bumi Lahendong yang berfokus pada penggunaan energi terbarukan dari energi panas bumi.
Transparansi sistem penghitungan emisi penting dalam meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap inisiatif yang diambil perusahaan. Dengan menjelaskan bagaimana jejak karbon dihitung dan bagaimana kontribusinya didistribusikan, konsumen dapat memahami nilai dari pilihan berkelanjutan yang telah mereka buat.
Simak video “Review Kia EV9 GT: Bukti Kia Tak Bikin Mobil Listrik” (agt/agt)