Lahan kering –
Permainan tradisional bola api atau bola leungjun senu (boles) kini diakui sebagai warisan budaya nasional (WBTB).
Permainan populer santri di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath diselenggarakan sebagai Warisan Budaya Indonesia (WBTB). Penetapannya berdasarkan hasil keputusan Kementerian Seni dan Budaya Tradisional.
Seperti diketahui, permainan sepak bola tradisional yang terbuat dari cangkang bekas ini berbeda dengan permainan sepak bola lainnya. Bolles dimainkan dengan cara melemparkannya ke dalam keranjang.
Permainan boule mirip dengan permainan bola basket. Setiap tim harus melemparkan bola api ke keranjang tim lawan untuk mendapatkan poin. Pertunjukan Bols dipadukan dengan seni Pencak Silat dan Ngagotong Lisung.
Karya seni Boles sering ditampilkan untuk menyambut tamu terhormat. Permainan tradisional Sunda juga terkadang dimainkan pada acara-acara seperti Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain itu Kesenian Boles juga menjadi simbol wisata budaya di Kota Sukabumi. Seni ini datang empat belas tahun yang lalu.
Oleh karena itu Negeri Boles dipilih raja sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia di tingkat nasional, kata KH Fajr Laksana selaku Pimpinan Pondok Pesantren Dizikir Al-Fath, Minggu (1/12/2024).
Dikatakannya, kesenian Bols lahir dari pencak silat gaya Sang Mang Bodus. Seiring berjalannya waktu, Bols mulai dikenal di Jawa Barat dan luar negeri.
Boles memiliki sejarah menghadiri banyak acara internasional seperti Festival Muhtesem Indonesia yang diadakan setiap tahun di Universitas Sakarya, Turki.
Berikutnya Festival Olahraga Komunitas Kelas Dunia atau TAFISA (Association for International Sport for All) mengadakan pertandingan di Jakarta pada tahun 2016 dan di Lisbon, Portugal pada tahun 2021 karena sulitnya pandemi Covid-19.
Kedepannya, kelompoknya akan terus memperkenalkan kesenian Boles ke dalam negeri dan luar negeri. Ia berharap UNESCO menetapkan Bols sebagai warisan budaya unik dunia yang mewakili Indonesia.
“Saya hanya berdoa agar hal ini bisa diangkat ke UNESCO di tingkat internasional karena Boles memenuhi standar internasional yang disetujui WBTb. Kalau tidak salah, ada 17 langkah yang harus diteliti penelitiannya,” ujarnya.
Ada pendidikan, sejarah, dan lain-lain. Kemarin Pemda Sukabumi melalui Kepala Dinas Kebudayaan menyampaikan akan memperjuangkannya di tingkat internasional, dan ini kebanggaan kita semua, tambah Fajr.
Ia mengatakan, kita tidak bisa bekerja sendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Menurutnya, pemerintah daerah harus berupaya mendukung kesenian lokal.
“Sebenarnya tidak ada kendala karena aspek teknisnya sudah ada, yang tersisa hanyalah kemauan politik. Kemauan politik itu tanggung jawab pemerintah untuk mengaktifkan dan memajukannya karena dalam urusan budaya sudah memenuhi standar, punya kekuatan, hasil penelitian dan lain-lain,” ujarnya.
Wali Kota Sukabumi Kusamana Hartadji menambahkan, setelah Boles dilantik menjadi WBTbI, pihaknya akan terus membantu melindungi dan mempromosikannya ke seluruh dunia.
“Ke depan dengan pemimpin yang baru, aset budaya yang ada bisa terus dilestarikan dan dipromosikan. Apalagi sudah ada di dunia, kenapa tidak kita kembangkan terus dan menjadi destinasi wisata, budaya. Pusatnya Islamic Center Kota Sukabumi,” jelasnya.
——-
Artikel ini muncul di detikJabar. Saksikan video ini “Video: Rendang akan diusulkan ke UNESCO” (wsw/wsw)