Jakarta –
Kementerian Kesehatan RI mencatat 88 kasus cacar monyet (Mpox) antara tahun 2022 hingga 2024. Pada tahun 2023, jumlah kasus tertinggi dilaporkan sebanyak 73 kasus. Secara keseluruhan, satu pasien masih dalam masa pemulihan.
Sejauh ini, hasil pengurutan seluruh genom pada 53 pasien Mpox memiliki null 1b atau varian yang lebih parah dan baru-baru ini menyebar ke luar Afrika, termasuk Pakistan.
Detail event tahun 2022 dan 2024 ada di bawah. 2022: 1 kasus 2023: 73 kasus 2024: 14 kasus
Seluruh kasus ditemukan di wilayah berikut: Kepulauan Riau. 1 kasus DKI Jakarta. 59 kasus di Banten. 9 kasus di Jawa Barat. 13 kasus Daerah Istimewa Yogyakarta. 3 kasus di Jawa Timur. 3 kasus
Dr Yudhi Pramono, MARS, Pj Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan, menegaskan tidak ada wabah Ib, varian Mpox yang “parah” dengan angka kematian lebih tinggi dari IIb. Dominan di Indonesia. Namun, pemerintah berupaya memperketat titik masuk, terutama bagi pemudik yang mengeluhkan gejala, ujarnya.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah panasnya. Bagi yang mengeluhkan gejala demam, disarankan untuk melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu karena masa inkubasi gejala ruam juga sangat lama, hingga sebulan.
Sebaliknya, pelancong dari negara dengan kasus IIb diawasi secara ketat.
“Memang surveilans menjadi tantangan dalam menilai bagaimana mencegah kasus asing masuk ke Indonesia. Sesuai pedoman WHO, tidak ada kewajiban untuk membatasi pelaku perjalanan, sehingga kami hanya akan melakukan penguatan entry point, mengantisipasi siapa saja yang akan menunjukkan gejala,” ucapnya Minggu (18/8/2024) ujarnya dalam jumpa pers.
“Gejalanya salah satunya demam, tapi kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala karena masa inkubasinya sangat lama, sampai 34 hari, jadi semua orang harus waspada,” tutupnya. Saksikan video “Strategi Kemenkes Hadapi Mpox di Indonesia” (naf/kna)