Jakarta –
Pelecehan seksual sering terjadi di KRL Commuter Line. PT Carreta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter pun tak mau tinggal diam, menunggu kejadian serupa tidak terulang kembali.
Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal menjelaskan, KAI Commuter sudah memiliki CCTV analytic untuk mencegah pelecehan seksual di transportasi umum. Dengan sistem ini, KCI bisa menandai mereka yang melakukan pelecehan seksual.
Penumpang akan masuk daftar hitam untuk mencegah pelecehan seksual.
“Sistem CCTV ini dapat mengidentifikasi pelaku pelecehan dan tindak pidana lainnya melalui rekaman wajah, dan telah menjadi database di dalam sistem. Dengan bantuan sistem ini, pelaku pelecehan dan tindak pidana lainnya bisa diberhentikan di jalur commuter,” jelas Saudara Rizal dalam keterangannya, Selasa (03/09/2024).
Berdasarkan data yang dihimpun KAI Commuter Report pada tahun 2024, terdapat 30 kasus pelecehan seksual yang dilakukan petugas baik di stasiun maupun commuter line antara bulan Januari hingga Agustus.
Pada saat yang sama, 13 kasus dilaporkan di media sosial. Dari angka-angka tersebut, Rizal mengatakan pihaknya tetap berkomitmen menindak tindak pidana, khususnya tindakan agresi, untuk menciptakan transportasi umum yang lebih aman.
Menurut Rizal, KAI Commuter akan melakukan kampanye penyadaran melalui pembagian poster dan stiker yang mengajak pengguna kereta api, khususnya commuter line, untuk bersama-sama mencegah terjadinya tindakan pelecehan atau kekerasan seksual. Korban pelecehan juga dapat menyampaikan laporan ke call center di 021-121 atau ke jejaring sosial resmi KAI Commuter.
“KAI Commuter siap mendukung penuh para korban dengan membela dan mendukung mereka dalam proses hukum,” pungkas Broer Rizal.
Tonton videonya: Itu terjadi lagi! Penumpang KRL terganggu, kali ini mereka tertidur
(hal/fdl)