Jakarta –
Sebanyak 10 delegasi dari 9 negara yang tergabung dalam Organization of Islamic Cooperation (OIC Comstech) Standing Committee on Scientific and Technological Cooperation (OIC Comstech) akan mempelajari pengembangan dan produksi vaksin di Bio Pharma, Bandung, Jawa Barat.
Kementerian Kesehatan RI menunjuk Bio Farma sebagai salah satu fasilitas rujukan bagi 10 delegasi OIC ComstechFellowship Program untuk belajar pengembangan dan produksi vaksin yang akan dilaksanakan di Bio Farma Bandung pada tanggal 4-12 Juli 2024.
Bio Pharma akan menjadi tuan rumah bagi 10 perwakilan OIC ComTech dari 9 negara: Kamerun, Mesir, Kazakhstan, Malaysia, Pakistan, Senegal, Somalia, Tanzania dan Uganda.
Presiden Bio Pharma Shadiq Akasya mengatakan merupakan suatu kehormatan bagi Bio Pharma untuk kembali menyambut perwakilan dari berbagai negara OKI, berdiskusi tentang penelitian dan pengembangan vaksin serta produksi bioteknologi.
Selain itu, program beasiswa ini merupakan komitmen Bio Pharma dalam mendukung program Kementerian Kesehatan sebagai Biotechnology and Vaccine Center of Excellence (CoE) bagi negara-negara OKI untuk menciptakan kemandirian dalam produksi vaksin.
“Ini merupakan tahun ketiga Bio Farma menerima delegasi dari OIC Comstech Fellowship Program. Diharapkan inisiatif ini dapat memberikan dampak positif terhadap citra Indonesia di mata dunia melalui diplomasi kesehatan, serta menjadi peluang untuk mendorong kerja sama yang baik antar negara. negara sahabat,” kata Shadiq, Kamis (4/7/2024) dalam keterangannya.
Direktur Produksi dan Rantai Pasokan Bio Pharma, Ion Susanti menambahkan, inisiatif tersebut dapat mempercepat program diplomasi kesehatan Indonesia.
“Kami memahami bahwa negara-negara anggota OKI mempunyai tujuan yang sama, yaitu pengetahuan tentang vaksin, penelitian dan pengembangan produk bioteknologi, serta produksi produk bioteknologi. Juga bagaimana mengembangkan dan memproduksi vaksin yang halal dan aman,” jelas Iin.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan pentingnya peningkatan akses terhadap produk farmasi dan bioteknologi pada workshop vaksin dan virologi serta pembukaan Program Indonesia-ComTech Fellowship gelombang ketiga.
“Dalam menghadapi pandemi, kami belajar bahwa peningkatan akses terhadap produk vaksin harus fokus pada mengatasi kesenjangan yang disebabkan oleh kurangnya produsen vaksin di dunia. Menangani situasi terburuk adalah prioritas. berharap delegasi dapat mempelajari ilmu-ilmu yang diperlukan untuk melahirkan bibit-bibit baru bagi industri kesehatan, sehingga setiap orang dimanapun berhak untuk sehat,” jelas Budi.
(rd/rir)