Jakarta –

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan tren ekonomi kolaboratif di kalangan pekerja. Tren gig economy lebih menyukai pekerjaan sementara dan kontrak jangka pendek untuk mengelola pekerjaan.

Jokowi menyebutnya sebagai perekonomian informal dan perlu kita waspadai karena bisa menjadi masalah bagi pekerja.

“Gig economy hati-hati. Itu casual economy, part-time economy. Kalau tidak dikelola dengan baik nanti jadi tren,” kata Jokowi dalam Kongres ISEI (Ikatan Cendekiawan Ekonomi Indonesia) yang disiarkan secara virtual. pada hari Kamis. (19/9/2024).

Orang nomor satu di Indonesia ini juga khawatir sistem tersebut justru membuat perusahaan nyaman menggunakan pekerja lepas dan menawarkan kontrak jangka pendek untuk mengurangi risiko ketidakpastian perekonomian.

“Perusahaan lebih memilih pekerja independen, perusahaan lebih memilih pekerja lepas. Perusahaan lebih memilih kontrak jangka pendek untuk mengurangi risiko ketidakpastian global yang terjadi saat ini. Trennya mengarah ke sana. Karyawan bisa bekerja di sini, bisa bekerja di negara lain,” kata Jokowi.

Dia meminta ISEI melakukan kajian rencana taktis sebagai masukan kepada pemerintah untuk mengatasi tantangan tersebut.

“Saya berharap ISEI bisa memberikan desain taktis, rencana taktis, strategi yang taktis dan detail. Kalau ada, kita mau ke mana, campur tangan ke mana, ambil dari mana? Taktik seperti ini perlu,” ungkapnya. AI Jokowi Hilangkan 85 Juta Pekerjaan

Jokowi juga menyoroti otomatisasi besar-besaran yang terjadi di dunia usaha. Menurutnya, 85 juta pekerjaan akan hilang tahun depan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, pasar tenaga kerja saat ini sedang mengalami tekanan akibat meningkatnya otomatisasi di sektor industri. Meskipun memberikan manfaat bagi industri, otomatisasi berpotensi menghilangkan lapangan kerja manusia.

Jika sebelumnya otomasi hanya sebatas mekanik, kini penggunaan teknologi kecerdasan buatan mulai meluas sehingga membahayakan pekerjaan kantoran.

“Sekarang semuanya, serba otomatis. Tadinya hanya otomasi mekanis, sekarang muncul kecerdasan buatan, analisis otomasi. Setiap hari muncul yang baru,” kata Jokowi.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa 85 juta pekerjaan diperkirakan akan hilang di dunia usaha pada tahun 2025 akibat penggunaan teknologi dan otomasi.

“Kita membaca 85 juta lapangan kerja akan hilang pada tahun 2025. 85 juta lapangan kerja akan hilang, ini bukan angka yang kecil,” jelas Jokowi.

Melihat fakta yang ada saat ini, Jokowi memperkirakan lapangan kerja di Indonesia di masa depan hanya sedikit dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja saat ini.

“Di masa depan, akan sangat sedikit lapangan kerja bagi banyak pekerja yang membutuhkan. Lapangan kerja bagi banyak orang akan sangat sedikit,” kata Jokowi. (p/jam)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *