Tradisi –

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan penangkaran kupu-kupu di Taman Wisata Alam Bantimurung di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dibangun dari bahan semen atau beton. Pemerintah daerah juga merespons.

Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Seluruh Indonesia (APKASI) ke-16 Tahun 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (7/7).

“Ada tempat di Maros yang belum pernah saya kunjungi, yang banyak kupu-kupunya. Apakah Bupati Maros ada di sana? Ini sangat unik. Tolong perbaiki, sentuh dengan baik. Biarkan hal-hal baik terjadi. Jangan pasang semen – semen kena tembok, tidak,” kata Jokowi dikutip detikNews, Selasa (15/07/2024).

Menurut dia, pembangunan fasilitas wisata harus disesuaikan dengan habitat kupu-kupu. Misalnya saja tempat yang sebaiknya ditanami banyak pohon. Selain memungkinkan kupu-kupu hidup di habitat aslinya, hal ini juga bisa meningkatkan nilai pariwisata.

“Banyak pohon harus ditanam untuk menarik kupu-kupu. Menurutku, kalau iklannya tepat, kalau brandingnya bagus, produknya bisa laris manis. “Pastinya sangat bagus,” katanya.

“Kalau promosinya bagus bapak ibu semua akan mendapat tiket ingin melihat kupu-kupu,” lanjutnya.

Ia meminta agar model pembangunan di daerah ditinjau ulang. Ia bahkan meminta pihak daerah berkoordinasi dengan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) jika menemui kesulitan dalam menyiapkan paket tersebut.

“Tolong carilah arsitek lanskap yang cerdas. Kalau daerah belum siap, bersurat ke Bappenas agar hal baik ini bisa menjadi “berlian” yang baik bagi kita semua,” imbuhnya.

Bupati Maros Chaidir Syam menanggapi kritik tersebut dengan mengusulkan pendirian kantor Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Mereka membuka Forum Group Discussion (FGD) pada Senin (15 Juli).

“Menurut Presiden, semen dan beton harus dihindari sebisa mungkin. Kita akan cari polanya, mungkin lebih banyak menggunakan kayu atau bahan alami agar kupu-kupu betah berada di kawasan itu,” ujarnya.

Dijelaskannya, Taman Wisata Alam Bantimurung Maros memang sudah dibeton, namun hanya pada jalur pengunjung menuju destinasi.

“Struktur (semen) itu menjadi jalur yang dilalui pengunjung. Sebelumnya, tidak ada kupu-kupu di jalur ini. Di jalur semen (ke depan), kami menanam pangan dengan menggunakan wadah,” jelasnya.

Meski demikian, ia mengapresiasi arsitektur kawasan tersebut. Dalam renovasi tersebut, pihak balai juga akan memperhatikan habitat kupu-kupu.

“Jika kita, pemerintah daerah, mendirikan laboratorium kupu-kupu untuk mengetahui bahwa kehidupan kupu-kupu dapat lebih terlindungi,” tambahnya.

Menurut Chaidir, ada beberapa aspek yang mempengaruhi habitat kupu-kupu. Selain banyaknya pengunjung, terdapat juga air terjun dan sungai yang dapat mempengaruhi kehidupan kupu-kupu ketika meluap. Namun, ia bertekad untuk mengatasi masalah ini dan mengembangkan apa yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Kupu-Kupu.

“Akibat banjir, air bertambah dan beberapa pohon yang kami tanam layu dan rusak.

______

Artikel ini tayang di detikSulsel “Ikan bolu rasa bandeng yang dimasak dengan cita rasa khas Maros” (wkn/wkn).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *