Jakarta –

Pada tahun 2001, raksasa e-commerce Amerika, Amazon, sedang mengalami masa-masa sulit. Harga saham perusahaan turun hingga 90%, namun Jeff Bezos berhasil menghidupkan kembali perusahaannya dengan saran dari kompetitor.

Menurut CNBC Make It, Senin (18 November 2024), Bezos bertemu dengan Jim Sinegal, CEO Costco, perusahaan ritel terkemuka Amerika, pada tahun itu. Menurut buku “The Everything Store”, pertemuan tersebut berlangsung di Starbucks dekat kantor Amazon di Bellevue, Washington.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas menjadi pemasok grosir dan strategi penetapan harga.

Sinegal menjelaskan bagaimana Costco menjual begitu banyak produk dengan harga murah dengan menghilangkan biaya yang tidak perlu. Ia juga menjelaskan pentingnya menjalin hubungan dengan pemasok untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk barang curah.

“Biaya keanggotaan hanya akan menjadi beban, namun akan menjadi beban yang lebih besar setiap kali pelanggan datang dan melihat TV 47 inci yang harganya dua ratus dolar lebih murah dibandingkan tempat lain,” kata Sinegal kepada Bezos dalam bukunya. . tengah. .

“Hal ini memperkuat nilai konsep tersebut. Pelanggan tahu bahwa mereka dapat menemukan penawaran menarik untuk produk di Costco,” lanjut Sinegal.

Pendekatan Costco adalah memastikan kepuasan pelanggan. Kemudian, pada musim panas 2001, Amazon menurunkan harga beberapa produk andalannya, seperti buku dan alat musik. Amazon menawarkan diskon hingga 30% untuk produk tertentu lainnya.

“Ada dua jenis perusahaan, perusahaan yang mencoba menaikkan harga dan perusahaan yang mencoba menurunkan harga. Saya selalu menjadi perusahaan kedua,” kata Bezos saat itu.

Penjualan meningkat kembali pada akhir tahun 2001, dengan Bezos menghubungkan kenaikan tersebut dengan harga yang lebih rendah dan berjanji untuk memotong biaya yang tidak perlu untuk menawarkan lebih banyak diskon.

Pada tahun 2005, Amazon meluncurkan program keanggotaannya sendiri, Amazon Prime. Program ini menawarkan potongan harga dan gratis ongkos kirim untuk anggota prabayar.

Setelah 30 tahun berkembang, Amazon telah menjadi perusahaan raksasa senilai US$2 triliun atau setara Rp31.700 triliun (kurs Rp15.850).

(FNL/FNL)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *