Jakarta –
Perjalanan pulang ke Surabaya melalui jalur Pantura meninggalkan banyak catatan menarik. Salah satunya adalah mengenai konsumsi bahan bakar yang kita keluarkan dalam perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya. Jangan kaget dengan angkanya.
Tol Trans Jawa menjadi pilihan utama bagi pemudik yang ingin mudik ke kampung halaman. Menghubungkan Pulau Jawa dari Timur ke Barat, merupakan jalan tol bagi pergerakan manusia dan urat nadi perekonomian Pulau Jawa.
Namun sebelum ada Tol Trans Jawa, Jalur Pantai Utara (Pantura) menjadi pilihan utama pemudik. Banyak cerita tak terlupakan, tempat-tempat eksotik bahkan kemacetan “neraka” yang sulit dilupakan para pelancong domestik yang melintasi jalur ini di masa kejayaannya.
Maka kami di detikOto memutuskan untuk melakukan semacam review terhadap jalur Pantura. Dibandingkan 10 tahun lalu, situasi di Pantura jelas sudah banyak berubah. Sebaliknya, rute favorit para komuter kini jauh lebih sepi.
Namun Panthura tidak mau mati, tetap merasakan vitalitas dan denyut siklus ekonomi dan bisnis, tentu saja diberikan banyak keistimewaan.
Kami berangkat dari Jakarta menuju Surabaya, rute yang dipilih mengunjungi kota Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Ungaran Semarang, Demak, Tuban dan berakhir di Surabaya.
Pemilihan jalur Pantura dibandingkan Tol Trans Jawa membuat perjalanan kami jauh lebih lama. Selain itu, kami juga menyempatkan diri mengunjungi beberapa tempat wisata dan kuliner di sepanjang perjalanan.
Sementara rute Jakarta-Surabaya melalui Tol Trans Jawa tercatat menempuh jarak sekitar 800 km, sedangkan pembacaan odometer Toyota Yaris Cruze Hybrid mencapai 1.112 km. Sekitar 25% ke depan.
Ternyata meski jarak tempuh lebih jauh dan rute lebih sulit, indikator konsumsi bahan bakar tidak meningkat signifikan. Artinya Toyota Yaris Cruze Hybrid yang kami uji di Pantura memiliki penghematan bahan bakar yang sangat baik.
Kami menghabiskan total Rp 1,2 juta untuk bahan bakar selama perjalanan dari Jakarta ke Surabaya.
Menempuh jarak ribuan kilometer di jalanan sulit tak menjadi masalah bagi Toyota Yaris Cross Hybrid. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakarnya yang sangat irit, teknologi cerdas dan fungsi sistem HEV – Electric Manifestation atau Hybrid yang diusung Toyota Yaris Cross Hybrid turut membantunya.
Bisa dipastikan juga jika kita memilih Tol Trans Jawa saat mudik pasti akan lebih hemat.
Saat pengendara membutuhkan tenaga dan performa lebih, mesin 2NR-VEX 4 silinder 16 katup DOHC Twin VVT berkapasitas 1.496 cc memuaskan dahaga detikOto akan performa lebih. Hasilnya, janji Toyota Yaris Cross Hybrid sebesar 67 kW pada 5.500 rpm dan motor listrik berperforma terbaik 59 kW telah terbayar lunas.
Torsi 121 Nm pada 4000-4800 rpm terbayar lunas jika Anda melakukan pendakian bebas masalah di medan yang bersih. Belum selesai, torsinya masih ditopang motor listrik bertorsi 141, mobil hybrid ini bisa lewat dengan mudah. (ke-l/din)