Kepulauan Anamba –

Pemerintah gencar menerapkan pilar transformasi kesehatan melalui Kementerian Kesehatan RI (Kemenkesh).

Wakil Menteri Kesehatan Dr Dante Saxono Harbuwono mengatakan keberlanjutan pengembangan inovasi digital secara komprehensif penting untuk memastikan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Menurutnya, kemajuan harus dirasakan oleh banyak orang dan tidak boleh ada satupun yang tertinggal.

Enam pilar transformasi kesehatan harus dirasakan secara komprehensif pada kelompok marginal, pertama, dan terpencil (3T). Salah satunya di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau.

Akses terhadap Internet memegang peranan penting dalam implementasi perubahan kesehatan. Adimuliyanto Manurung, 41, direktur Puskesmas Letung di Kecamatan Jemaiah Timur, mengatakan, sebelum ada internet, ia dan petugas di puskesmas harus ke rumah sakit setempat atau sekolah dasar untuk mengakses internet.

“Untungnya dengan adanya internet kita tidak lagi harus menumpang untuk bekerja, apalagi di masa COVID-19, ketika kita harus memasukkan data untuk penyediaan vaksin, kita justru harus bepergian ke tempat lain,” kata Adimuliyanto. Sebelum waktu.

Saat itu, Puskesmas Letung harus melaporkan kasus COVID-19 ke Dinas Kesehatan Tarempa sebelum dapat dipindahkan ke puskesmas. Agar laporan bisa lebih cepat dan akurat, saya harus bolak-balik antara rumah sakit setempat dan puskesmas 5 hingga 8 kali sehari.

Internet juga digunakan untuk mengirimkan berbagai permintaan, termasuk tidak hanya melaporkan COVID-19, tetapi juga merujuk dokter ke fasilitas kesehatan untuk pasien (fask). Namun mulai tahun 2021, Badan Komunikasi dan Akses Informasi (BAKTI) menghadirkan program aksi (akses internet) dan satelit dipindahkan ke gedung baru Puskesmas Letung.

“Tapi ya, untungnya dengan internet, sekarang Anda tidak perlu lagi menumpang untuk bekerja.” “Apalagi di masa COVID-19, ketika harus memasukkan data untuk mengamankan vaksin, sebenarnya Anda harus bepergian ke tempat lain.”

“Tetapi ketika kami pindah ke sini pada tahun 2021, BAKTI tergerak dan dipindahkan ke sini dan akhirnya kami tidak perlu kemana-mana untuk mengakses internet,” lanjutnya.

Puskesmas Letung sendiri memiliki dua fasilitas akses internet yaitu lantai satu (untuk umum) dan lantai dua (untuk tenaga kesehatan dan administrasi). Oleh karena itu, jaringan internet BAKTI dapat bebas digunakan oleh pengunjung atau masyarakat umum.

“Dan sekarang masyarakat kita pastinya tidak ada lagi kesulitan karena selain harus berobat secara online, kini tidak perlu kemana-mana, cukup ke Puskesmas Letung,” imbuh Adimuliyanto.

Selain itu, jaringan BAKTI juga digunakan untuk melapor ke Dinas Kesehatan Kepulauan Anambas (Dinks) yang berlokasi di Tarempa. Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk mencapai Tarempa.

Sedangkan pengiriman berkas ke puskesmas melalui kapal feri membutuhkan waktu kurang lebih 1-2 hari. Melania, 28, perawat Puskesmas Anambas, juga mengatakan, dia menulis laporan tersebut dengan tangan sebelum dikirim.

“Tetapi begitu Anda memiliki internet, semuanya mudah diakses dan tidak memerlukan waktu lama. Ini lebih efektif. “Biasanya) butuh waktu 1-2 hari untuk transfer file, dan sekali terkoneksi internet hanya butuh 1 hari,” kata Melania.

BAKTI tidak hanya memberikan akses internet tetapi juga melakukan pelatihan digitalisasi bagi tenaga kesehatan di Pulau Anambas. Pelatihan yang diberikan adalah aplikasi SATUSEHAT dan sistem pelaporan telemedis.

“Pelatihan Comdigy sangat bermanfaat bagi kami,” kata Melania.

Detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menggelar program Tapal Batas untuk melihat pemerataan pembangunan ekonomi, pariwisata, infrastruktur, dan akses internet di wilayah 3T (daerah tertinggal, pinggiran, dan terluar). . Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com! (akd/ega)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *