Jakarta –
Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), janji pemerintah menurunkan harga tiket pesawat sebesar 10% menjadi sorotan. Faktor apa saja yang mempengaruhi harga tiket pesawat?
Presiden Ikatan Sarjana Pariwisata Indonesia (ICPI), Profesor Azril Azahari, menilai banyak faktor yang mempengaruhi harga tiket pesawat, tidak hanya Avtur.
Banyak faktor yang mempengaruhi besar kecilnya harga tiket, tidak hanya avtur saja, kata Azril saat diwawancara detikTravel, Kamis (28/11/2024). Berikut ini yang mempengaruhi harga tiket pesawat menurut Azril: 1. Petualang dengan harga tinggi di ASEAN
Tingginya harga avtur di Indonesia menjadi hal yang penting. Kenaikan harga avtur di kawasan ASEAN, seperti Singapura, mencapai lebih dari 28% dibandingkan harga rata-rata global.
“Padahal avtur membebankan biaya besar yaitu 30% dari total biaya penerbangan, ternyata ada biaya lainnya,” kata Azril.2. Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Kebijakan lain yang mempengaruhi harga tiket adalah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada Januari 2025. “PPN yang naik akan menambah beban maskapai. Ini harus dibayar agar lebih berpengaruh,” kata Azril.
Namun belakangan, penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% ditangguhkan dari rencana mulai 1 Januari 2025. Penangguhan penerapan PPN 12% dilakukan karena pemerintah ingin memberikan pelayanan publik. . atau stimulus utama pada kelas menengah dan bawah.
Hal tersebut disampaikan Presiden Dewan Ekonomi Nasional RI, Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut, penerapan PPN 12% harus dibarengi dengan dukungan bagi pihak yang terkena dampak.3. Kewajiban menggunakan bahan bakar berkelanjutan (SAF)
Standar internasional mulai mengarahkan pesawat terbang menggunakan bahan bakar berkelanjutan (SAF), yang harganya 6-10 kali lebih mahal dibandingkan Avtur. Meskipun SAF mampu mengurangi emisi CO2 hingga 80%, namun hal ini menimbulkan tantangan besar terhadap biaya operasional.
“Maskapai penerbangan di negara seperti Singapura sebaiknya menggunakan SAF sebesar 1% pada tahun 2026, dan akan meningkat menjadi 3-5% pada tahun 2030,” kata Azril.4. Kewajiban ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional).
Peraturan internasional juga meningkatkan persaingan. Mulai 28 Desember 2024, ICAO akan menaikkan bea masuk untuk maskapai penerbangan sebesar 17,9%.
Azril.5 mengatakan, “Beban undang-undang ini juga berdampak pada harga tiket pesawat, khususnya rute internasional. Para pengambil kebijakan membutuhkan solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Azril menilai penurunan harga yang dimulai saat Natal hanya solusi sementara.
“Harga Avtur (Pertamina) harus segera diturunkan. Harus ke depan agar kegiatan ini bisa bertahan dan didukung,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, pemerintah sepertinya hanya fokus pada pengurangan konsumsi bahan bakar secara berlebihan, tanpa menyelesaikan permasalahan mendasarnya.
“Pemerintah terkesan setengah hati dalam menurunkan harga avtur. Apakah ini berarti pemerintah hanya fokus menurunkan harga BBM lebih lanjut?” kata Azril.
Dengan banyaknya tantangan tersebut, Azril menekankan perlunya regulasi dan keamanan yang komprehensif untuk memastikan industri penerbangan tetap kompetitif. Solusi jangka panjang, seperti penetapan harga avtur dalam negeri dan insentif penggunaan SAF, merupakan langkah mendesak yang harus diambil. Tonton video “Video: Rencana maskapai penerbangan akan direvisi setiap 5 tahun agar lebih murah” (fem/fem)