Jakarta –
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sampah plastik dilepaskan ke lingkungan setiap negara. India adalah penghasil sampah plastik terbesar di dunia saat ini.
Data tersebut diungkapkan dalam jurnal ilmiah Nature oleh peneliti dari University of Leeds di Inggris. Laporan ini menggunakan model AI canggih untuk melacak sampah plastik di lebih dari 50.000 kota di seluruh dunia.
Mereka menemukan bahwa India menyumbang sekitar 9,3 juta ton dari 50,2 juta metrik ton plastik yang dilepaskan ke lingkungan setiap tahunnya. Sebagai perbandingan, jumlah sampah yang dihasilkan di India mampu menempati sekitar 604 Taj Mahal.
Laporan South China Morning Post, Selasa (10/9/2024) Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat polusi sampah plastik di India adalah kurangnya infrastruktur untuk pengumpulan dan pengelolaan sampah yang tepat di negara tersebut. Meskipun ada upaya yang dilakukan oleh negara bagian India untuk mengatur, kebijakannya masih terfragmentasi dan sulit diterapkan.
Ed Cook, salah satu peneliti, mengatakan: “Angka-angka ini mewakili sebagian besar bahan yang diproduksi di India. Jumlah sampah kota yang dibakar di India sebanding dengan empat negara pembakaran sampah terbesar lainnya, yaitu Indonesia, Nigeria, Tiongkok dan Rusia.” .
Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi Tiongkok sebagai pencemar plastik terburuk di dunia. Namun upaya bersama Beijing telah mengurangi emisi negara tersebut secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tiongkok menghasilkan 2,8 juta ton sampah plastik.
“Tiongkok telah berinvestasi besar-besaran dalam pengumpulan dan pembuangan limbah padat perkotaan selama 15 tahun terakhir, yang berdampak besar pada pengurangan polusi plastik. Namun, perlu diingat bahwa, dalam hal kekayaan, Tiongkok sangat dekat. Sementara India masih memiliki kelas menengah Dan sebagai negara berpenghasilan rendah, akan sulit bagi India untuk mengikuti jalan yang sama seperti Tiongkok karena tidak memiliki sumber daya 10 negara penghasil sampah makroplastik:
India: 9,3 juta ton
Nigeria: 3,5 juta ton
Indonesia: 3,4 juta ton
Cina: 2,8 juta ton
Pakistan: 2,6 juta ton
Bangladesh: 1,7 juta ton
Rusia: 1,7 juta ton
Brasil: 1,4 juta ton
Thailand: 1 juta ton
Kongo: 1 juta ton
Seperti dilansir NDTV, peneliti utama dalam studi tersebut, Dr. Kostas Velis menyatakan kebutuhan mendesak untuk mengatasi pembakaran terbuka dan sampah yang tidak diolah. Ia percaya bahwa pengumpulan sampah harus dianggap sebagai kebutuhan dasar seperti layanan air dan sanitasi.
Studi ini menyerukan pengembangan ‘Pakta Plastik’ global yang baru dan ambisius untuk mengatasi sumber polusi plastik dan mengurangi dampaknya.
Penulis pertama laporan ini adalah Dr. Josh Cottam menegaskan bahwa peningkatan pengelolaan limbah padat dapat mengurangi polusi plastik secara signifikan dan meningkatkan kualitas hidup miliaran orang. Para peneliti berharap temuan mereka dapat membantu pembuat kebijakan menciptakan strategi efektif untuk memerangi polusi plastik di seluruh dunia.
Tonton video “Konflik antar suku di India dirusak oleh serangan drone yang mematikan” (sym/ddn)