Nusa Dua –
Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, harga beras Indonesia dikatakan selalu paling tinggi. Hal ini diungkapkan oleh Caroline Turk, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Sutarto Alimoeso, Ketua Umum Persatuan Pedagang Beras dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) (Ketum), mengatakan salah satu penyebab mahalnya beras Indonesia adalah karena rantai pasoknya yang panjang.
Panjangnya rantai pasokan juga menjadi lebih buruk karena para petani kesulitan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, mulai dari pupuk hingga benih yang lebih baik. Hal itu disampaikan Sutato pada Indonesia International Rice Conference (IIRC) yang digelar di Westin Resort Nusa Dua, Bali kemarin, Jumat (20/9).
“Yah, biasanya saya di sawah dan itu (supply chain) yang panjang. Jadi bagi para petani itu, petani yang sudah bekerja 4 bulan, pupuknya susah ya, dan bibit yang kualitasnya susah. Jadi, ada yang beli online, tapi kualitas online-nya kurang bagus.
Selain memiliki rantai pasok yang panjang di sisi produksi, masyarakat yang datang juga banyak setelah panen. Ia mencontohkan banyak broker yang mempunyai tahapan untuk mengalokasikan hasil produksi.
“Misalnya agen ini agen beras di Ngawi atau Jombang. Saya punya agen di Lampung ya? kita salah satunya (beras Indonesia termahal di ASEAN),” ujarnya.
Meski demikian, Sutato menyebut harga beras Indonesia bukanlah yang tertinggi di ASEAN. Menurut dia, harga beras tertinggi di Indonesia ada di Singapura.
“Kalau persaingan dengan ASEAN biasanya dengan Filipina, jangan samakan dengan Singapura. Kalau Singapura pasti harganya mahal. Mungkin setara dengan Filipina karena impor terbesar kita di ASEAN sekarang adalah Indonesia dan Filipina,” ujarnya. .
Sutato mengungkapkan selain Indonesia, negara-negara ASEAN juga mulai meningkatkan impor beras, seperti Malaysia dan Filipina.
Kalaupun tahun ini impor Malaysia seperti ini, saya tidak tahu. Pokoknya karena takut. Dulu 1,5 juta ton, tapi sekarang 1,5 juta ton. Biasanya hanya sekitar 1 juta ton lebih. Filipina juga mengimpor 3 juta ton, yang juga luar biasa.
“Nah, Indonesia sepertinya tahun ini jadi 3,7, bagus sekali ya,” tutupnya.
Sebelumnya, Bank Dunia mengungkapkan dibandingkan negara-negara ASEAN, Indonesia memiliki harga beras paling tinggi. Faktanya, menurut survei, kesejahteraan petani Indonesia masih rendah.
Caroline Turk, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, mengatakan pada Konferensi Beras Internasional Indonesia (IIRC): “Konsumen Indonesia membayar harga beras yang tinggi. Harga eceran beras di Indonesia selalu lebih tinggi dibandingkan di negara-negara ASEAN. “) . , Kamis (19 September 2024), The Westin Resort Nusa Dua, Bali.
Tonton videonya: Dampak perubahan iklim: Kegagalan panen menaikkan harga beras
(itu/das)