Jakarta –

Baru-baru ini, Nigeria sedang dilanda wabah demam Lassa. Pada Kamis (8/8/2024), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Nigeria melaporkan 163 orang meninggal akibat penyakit ini.

Menurut situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demam Lassa disebabkan oleh kontak dengan urin atau feses tikus Mastomys natalensis yang terkontaminasi virus Lassa. Penyakit ini bersifat zoonosis, artinya dapat menular dari hewan ke manusia dan antar manusia.

Lalu apa saja gejala demam Lassa? Ahli epidemiologi Dickie Bodiman dari Universitas Griffith Australia mengatakan sebagian besar kasus demam Lassa tidak menimbulkan gejala.

“Jika penyakitnya tidak menunjukkan gejala atau tanpa gejala, peluang terjadinya wabah lebih besar,” ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Namun pada beberapa kasus, demam Lassa dapat menimbulkan gejala mulai dari ringan hingga berat.

Gejalanya demam tinggi atau gejala mirip flu, lemas, sakit kepala, nyeri otot, mual, muntah, itu gejalanya, kata Dickey.

Ia juga mengatakan, penderita demam Lassa mungkin mengalami batuk kering atau tidak produktif.

Demam Lassa dapat menyebabkan gejala yang lebih serius. Dickey mengatakan, gejala demam Lassa parah mirip dengan demam berdarah dengue (DBD).

Karena golongan demam kronis. Lihat video “Mekanisme Penggunaan BPJS Kesehatan di Masa Wabah Covid-19” (ath/kna)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *