Jakarta –

Untuk menumbuhkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, cara percepatannya ada banyak jalur. Dan salah satunya bisa lewat film.

Hal ini sebagai upaya untuk mempromosikan pariwisata lokal dan juga meningkatkan ekonomi kreatif. Salah satunya melalui film Dedare karya sineas lokal yang menawarkan gambaran cerita di desa Sasak, Lombok.

“Film Dedare adalah film tentang seorang gadis dari sebuah desa di Sasak, Lombok. Kami berharap film ini dapat menjadi sarana yang paling efektif untuk mengkomunikasikan banyak cita-cita tentang budaya dan pariwisata kita ke kancah global atau internasional,” jelas produser eksekutif Duabeleasbros , Yudi Thuketi pada pertemuan mingguan jurnalis di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (10/07/2024).

“Jadi dengan film-film ini kami rasa bisa menarik penonton global dan ini merupakan cerita yang sangat menarik dari Indonesia yang bisa kami soroti,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Seprianto Maulana yang juga merupakan produser eksekutif proyek tersebut ingin terus berkolaborasi dengan seluruh sineas Tanah Air, tidak hanya yang sudah ternama saja.

Dan kedepannya dapat membantu ekonomi kreatif lokal untuk lebih berkembang lagi, karena potensi budaya dan kekayaan alam Indonesia begitu luas dan indah.

Kita sekarang tahu bahwa Indonesia sudah masuk tiga besar dunia. Ya, kita berharap kedepannya, ketika film-film Indonesia semakin banyak, banyak sineas lokal yang tampil, tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga di tingkat internasional. belum di posisi ketiga, tapi saya bisa menyalip Korea Selatan di posisi kedua,” ujarnya.

Produser film Deadare Ahmad Siladandi mengucapkan terima kasih atas kesempatan menghadirkan karya-karya lokal yang nantinya dapat dinikmati secara nasional bahkan internasional.

“Ini menjadi kesempatan bagi teman-teman di daerah untuk mengembangkan diri dan belajar tentang industri khususnya industri perfilman,” kata Ahmad.

Sekadar informasi, film Dedare merupakan karya perusahaan produksi Ruang Tengah Creative yang merupakan komunitas sineas di Mandalika. Mereka dilatih program Aksilirasi yang akhirnya menghasilkan sebuah karya.

“Ini hasil Aksilrasi dan Fesbul (festival bulanan), karena kita tahu aula utama dibangun oleh Aksilirasi lalu Fesbul. Dan ini berkat kepercayaan dari kedua belas bersaudara itu,” jelas Amin. Saksikan video “Kunjungi Desa Sde, Bertemu Suku Asli Pulau Lombok” (msl/msl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *