Jakarta –

Ilmuwan komputer Inggris Profesor Demis Hassabis memenangkan Hadiah Nobel Kimia atas karyanya tentang evolusi protein, bahan penyusun kehidupan.

Hassabis, 48, mendirikan perusahaan Artificial Intelligence (AI) yang kemudian menjadi Google DeepMind. Dia adalah CEO perusahaan dan dinobatkan sebagai pemimpin paling berbakat di dunia dalam survei perusahaan teknologi Preply. Profesor John Jumper, yang bekerja dengan Hassabis dalam pencapaian ini, berbagi penghargaan dengan Profesor David Baker.

Hadiah Nobel Kimia tahun 2024 dianugerahkan kepada tiga ilmuwan yang menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk mengurutkan semua protein yang diketahui. Komite Nobel memuji David Baker, seorang ahli biokimia Amerika, karena berhasil menyelesaikan tugas mustahil dalam menciptakan jenis protein baru.

Demis Hassabis dan John Jumper mengembangkan model AI untuk memprediksi struktur kompleks protein, sebuah masalah yang belum terpecahkan selama 50 tahun. “Mereka mempunyai banyak peluang,” kata panitia ketika penghargaan tersebut diumumkan di Swedia. Mereka mempunyai hadiah uang sebesar USD 1 juta.

Protein, sekelompok molekul asam amino, adalah bahan penyusun kehidupan, membantu membentuk rambut, kulit, dan jaringan. Ia membaca, menyalin, dan memperbaiki DNA dan membantu membawa oksigen dalam darah. Protein hanya terdiri dari 20 asam amino, namun dapat digabungkan dengan berbagai cara.

Hassabis dan Jumper dikreditkan dengan menggunakan AI untuk memprediksi struktur tiga dimensi protein dari rangkaian asam amino, sehingga memungkinkan mereka memprediksi struktur dari 200 juta protein yang diketahui. Program AI mereka, AlphaFold Protein Structure Database, digunakan oleh lebih dari 2 juta peneliti di seluruh dunia.

Ia bekerja seperti mesin pencari Google untuk sistem protein, menyediakan akses cepat ke pola prediksi, mempercepat kemajuan dalam biologi dasar dan bidang terkait.

Pemahaman yang lebih baik tentang protein membawa kemajuan besar dalam bidang kedokteran. Pengetahuan ini digunakan untuk mengatasi serangan antibiotik dan fotoenzim yang dapat mengurai plastik. Hassabis mengatakan menerima Nobel adalah suatu kehormatan seumur hidup.

“Saya mendedikasikan seluruh hidup saya untuk mengerjakan AI karena saya percaya pada kemampuannya untuk mengubah dunia,” ujarnya pada konferensi pers.

Sebelum mencari protein, Hassabis dan Jumper menciptakan program komputer yang dapat mengalahkan pemain Go, sebuah game populer Tiongkok.

“Selain menjadi salah satu peneliti pionir di bidangnya, Demis mendukung visi AI sebagai sesuatu yang dapat membuka masalah besar dalam sains dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan,” kata Adrian Smith, presiden Royal Society.

Kini, Baker, seorang mahasiswa di Universitas Washington, telah menggunakan teknik komputer untuk membuat protein yang tidak ada dan memiliki fungsi baru. Johan Aqvist, anggota komite Nobel, mengatakan bahwa berbagai protein yang dihasilkan oleh Baker sungguh menakjubkan.

“Sepertinya Anda sekarang dapat membuat segala jenis protein dengan teknologi ini,” kata Aqvist. Komite mengatakan kemampuan untuk mengembangkan protein baru memiliki beragam kegunaan, mulai dari pengembangan obat baru hingga pengembangan vaksin baru. Simak video “Video: Pekerja Komdigi Ditangkap karena Ambil Buku Judol” (fyk/rns)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *